Monday, January 25, 2010

Jangan Nunggu, Ntar Diangkutin Truk Sapi Loh!!!

Dalam masa liburan kali ini, saya mengunjungi banyak tempat di kota saya yang sebelumnya saya belum pernah lihat. Banyak hal yang membuat saya takjub maupun menggeleng-gelengkan kepala. Suatu pagi, ketika mengantarkan Ibu tercinta, ke suatu acara saya melewati sebuah komplek perkantoran kecamatan baru hasil pemekaran. Nggak baru-baru amat sih, sudah lima tahun.


 

Yang membuat saya heran adalah, kok ada ya, yang namanya kantor kayak gitu. Bangunnanya sih baru tapi sudah terkelupas dimana-mana. Jangan tanya halamannya. Mereka memiliki halaman yang cukup luas, maklum masih daerah pinggiran. Tapi halaman yang luas itu, dipenuhi oleh semak-semak liar. Tanpa ada satu pohonpun yang meneduhi. Saya jadi bertanya-tanya, bagaimana mereka bisa betah bekerja dengan suasana seperti itu? Saya termasuk orang yang rewel masalah lingkungan dan suasana kerja. Suasana dan lingkungan harus direkayasa agar bisa meningkatkan semangat kerja. Suasana kerja yang embuat saya selalu semangat untuk bangun pagi agar bersegera ke tempat kerja. Saya tidak tahu bagaimana suasana kerja yang tercipta dari kantor yang baru saya lihat itu. Apakah mereka sedang mengikuti trend back to nature? Ah, saya tidak melihatnya suasana nyaman back to nature, apa yang saya saksikan adalah hasil dari kurangnya inisiatif dan kreatifitas.


 

Menurut informasi yang saya dapatkan, volume karyawan di setiap kantor di komplek perkantoran pemerintah itu sangat gendut. Bayangkan, satu divisi saja bisa mempunyai 20 orang staf, sampai-sampai mereka tidak punya ruangan dan meja. Dan hampir semua staf itu adalah staf tata usaha dan 'sukarela'. Maklum, budaya orang disini adalah 'mengabdi' untuk di angkat jadi PNS. Tinggal dikalikan saja dengan jumlah divisi yang ada, maka jumlah karyawannya sangat-sangat gendut. Obesitas malah. Saya teringat keluh kesah teman saya tentang sekolah tempatna bekerja. Menurut dia karyawan yang numpuk itu nggak sebanding dengan kebutuhan sekolah. Nggak sebanding karena karyawannya terlalu banyak hanya untuk mengurusi urusan administrasi. Sampai-sampai dia menggambarkan begini; "dua orang staf tata usaha bertugas membunyikan lonceng, dua orang tukang nganterin daftar hadir ke setiap kelas (tiap kelas dua orang maksudnya), dua orang maen game dan beberapa sisanya ngerumpi. Ini real loh…


 

Inisiatif

Success comes from taking the initiative and following up... persisting... eloquently expressing the depth of your love. What simple action could you take today to produce a new momentum toward success in your life?" Anthony Robbins

Itu tadi kata-katanya Anthony Robbins seorang motivator kelas dunia. Menurut Mas Anthony, inisiatif itu sangat menentukan kesuksesan. Mungkin kita sering mendengar kata inisiatif dalam kehidupan sehari-hari tapi tidak tahu apa artinya. Menurut Victor Hugo, inisiatif adalah melakukan hal yang benar tanpa diberitahu.


 

Ketika saya masih menjadi ketua sebuah organisasi mahasiswa, inisiatif ini adalah hal yang selalu ditekankan dalam setiap pertemuan pengurus, pembinaan maupun syuro (rapat). Banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan karena si A percaya si B bisa melakukannya. So, Si A tidak melakukan apa-apa karena percaya si B akan melakukannya. Eh, ternyata si B pun tidak melakukan apa-apa karena dia beranggapan bahwa pekerjaan itu akan diselesaikan oleh si B. Mereka saling menunggu. Mereka tidak punya inisiatif untuk mengerjakan. Saya teringat sebuah kisahyang saya dapat di dunia maya tentang seorang pekerja yang bekerja pada seorang bangsawan di eropa pada zaman medieval. Suatu hari si istri bangsawan memanggil sang pekerja untuk diajak berbiacara.


 

"Andrew, berapa lama Anda sudah tinggal dan bekerja bersama kami?", tanya istri bangsawan itu.

"Kira-kira sekitar dua puluh lima tahun, Nyonya" jawab Andrew. "Oiya, saya ingat kalau engkau dipekerjakan untuk memelihara satu-satunya kuda perang waktu itu," kata sang Nyonya.

"Benar sekali, Nyonya," jawab Andrew.

"Andrew, kuda itu sudah mati sepuluh tahun yang lalu", ujar sang Nyonya kepada Andrew. "Benar sekali, Nyonya." Jawab Andrew. "Jadi, apakah yang harus saya lakukan sekarang?", lanjutnya.


 

Hey! Jangan-jangan kita sama seperti Andrew.

Banyak orang tidak memiliki inisiatif dan menunggu bertahun-tahun orang lain memberitahukannya tentang apa yang yharus dia lakukan. Lah, kalau tidak kunjung ada yang memberitahu, mau menunggu sampai kapan? Sampai sekarang, lima tahun sejak menjadi kecamatan baru, karyawan di kantor yang saya lewati itu masih menunggu. Bapak, Ibu, santabe…ntar ketinggalan kereta loh. Atau mau nunggu diangkutin pakai truk kayak ternak?


 

Kreatif

Orang-orang yang kreatif biasanya selalu punya inisiatif untuk take action. Mereka tidak akan membiarkan sesuatu membeku tanpa disentuh. Para ahli psikologi mengatakan bahwa sebetulnya setiap manusia memiliki kemampuan kreatifitas. Para pakar kreatifitas menegaskan bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif dan kreatifitas itu sendiri dapat dipelajari dan ditingkatkan. Memang, faktor-faktor seperti pengetahuan, penguasaan teknik, pengalaman praktis, dan motivasi sangat penting peranannya dalam membuka dan mengembangkan potensi kreatifitas. Namun, tak kalah penting adalah pengembangan kebiasaan-kebiasaan positif yang merangsang cara berpikir atau tindakan kreatif.


 

Kalau saja para karyawan kantor yang saya temui itu punya kreatifitas sedikit saja, pasti kantor itu akan menjadi tempat bekerja yang menyenangkan. Efeknya adalah para karyawan bersemangat, pekerjaan tuntas, target terlaksanakan, pembangunan meningkat, dan tentu saja daerah jadi maju. See…,dahsyat kan efek dari kreatif ini?


 

Karena kreatif itu bisa dipelajari, dibutuhkan contoh buat mereka agar kreatif. Hanya butuh satu orang untuk menjadi masinis lokomotif. Kalau ada satu orang kreatif dalam lingkungan kantor yang saya lihat itu, ia akan menjadi model bagi yang lain. Menurut teori psikologi, modeling adalah proses belajar terbaik. Bukan belajar jadi model loh ya, tapi belajar berdasarkan apa yang kita lihat alias mencontoh. Lama-lama kreatif itu akan menjadi watak dan kebiasaan kok, nggak perlu contoh lagi. Creative will be their middle name.


 

Ketika saya pulang nanti, mudah-mudahan kantor yang saya lewati itu sudah berubah menjadi tempat yang asri dan menyejukkan buat para penghuninya sehingga bekerja menjadi hal yang menyenangkan disana. Atau mau menunggu saya pulang?


 

Dibilangin jangan nunggu, ntar diangkut truk pengangkut sapi loh!!

Saturday, January 23, 2010

Ujian

Hari ini sahabat saya menghadap dewan penguji di fakultasnya untuk sidang skripsi. Di kampus saya, sidang skripsi (bagi yang mengambil sains murni) adalah puncak dari segala usaha dia 4 tahun kuliah (well, ada yang 5 tahun dan lebih). Simpelnya, inilah saat yang menentukan apakah dia berhasil atau tidak dalam kuliahnya. Ia akan duduk di hadapan 4 orang dosen penguji yang akan mendengarkan dia mempresentasikan hasil penelitiannya yang dituangkan dalam skripsi. Yah, sepertoi seorand terdakwa mendengarkan keputusan hakim lah. Pengalaman seseorang dalam menghadapi ujian skripsi berbeda-beda. Ada yang selesai setelah beberapa pertanyaan ringan, ada yang baru kelar setelah mati-matian mempertahankan argumentasinya yang artinya mempertahankan bahwa apa yang dia tulis dalam skripsinya itu benar dan ada pula yang ketika berhadapan dengan penguji skripsinya langsung dijelek-jelekkan alias diolok-olok. Semua tergantung amal ibadahnya masing-masing:)


 

Kembali ke sahabat saya, hari ini adalah kali kedua dia harus menghadap dosen penguji setelah sidang yang pertama skripsinya ditolak mentah-mentah yang membuat sahabat saya harus merevisi total skripsinya. Seperti ujian hidup, ada orang yang diuji sekali oleh Gusti Sing Paring Urip untuk bisa melangkah ke tahapan kehidupan selanjutnya tapi ada juga yang diuji berkali-kali. Sekali lagi sesuai dengan amal ibadah masing-masing. Kalau action (amal) nya bagus dalam mengerjakan apa yang harus diujikannya, tentu saja dia tidak akan terlalu berat untuk menghadapi ujian. Karena usaha terbaik tentu saja menghasilkan output terbaik pula. Sebagai manusia beriman, amal terbaik tentu saja harus dibarengi dengan ibadah dan tawakkal kepada Allah. Sekeras apapun sang hamba berusaha, kalau Sang Robb tidak merestui akan menjadi amal sia-sia tentu saja. Banyak orang yang mengatakan kalau penentu keberhasilan diluar usaha pribadi tadi adalah faktor X. Tapi bagi saya itu bukan faktor X, itu faktor yang pasti. Keridhoan Sang Robb bagi saya adalah hal yang pasti.


 

Berbicara mengenai faktor X, kemarin saya membaca sebuah koran yang headlinenya dalah persiapan siswa di kota Malang dalam menghadapi Ujian Nasional (UN). Saya takjub membaca beberapa hasil wawancara dengan beberapa siswa baik SMP maupun SMA. Seorang siswa SMP mengamalkan ibadah sunnah seperti shalat sunnah dan puasa senin-kamis untuk menguatkannya dalam menghadapi UN selain mengikutu Les dan training ESQ. Untuk anak SMP seperti saya (saya pernah SMP tentu saja) yang ketika menghadapi ujian SMP santai-santai saja, saya sangat takjub dengan persiapan yang dilakukan siswa SMP sseperti yang saya baca di koran itu. Saya seperti ditampar. Wah, kalau siswa SMP itu saja untuk menhadapai Ujian Nasional SMP saja sebegitu kerasnya usahanya, mengapa saya tidak bersusaha lebih keras untuk menghadapi ujian yang lebih besar. Semakin tinggi pohon, semakin keras angin yang menghembusnya bukan? Ibaratnya pohon, tentu saja saya adalah pohon yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak SMP tadi. Lebih tinggi karena saya sudah lulus kuliah, lebih tinggi karena umur saya lebih tua dan lebih tinggi karena pengalaman hidup saya lebih banyak. Saya jadi malu sendiri.


 


 


 

Ketika menulis catatan ini, saya sedang menunggui sahabat saya di luar ruangan tempatnya beradu argumentasi dengan dosen pengujinya. Saya yakin sahabat saya itu sudah melakukan yang terbaik untuk menghadapi ujian skripsinya karena saya sering menemaninya dalam beberapa sesi konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi shabat saya itu. Saya hanya bisa berdoa semoga Gusti Sing paring Urip memberinya kemudahan menghadapi ujian. Apa sih yang nggak bisa kalau Gusti sing Paring Urip sudah berkehendak.

Bloggers sekalian, Mohon do'anya buat Bro Iqbal ya?


 

Lorong Jurusan Matematika, 23 januari 2010.

Thursday, January 21, 2010

Naked in the Public

Perkembangan teknologi virtual macam internet yang membuat semua batas bukan penghalang lagi membuat semua orang punya kesempatan akses ke segala hal. Kecuali yang out of coverage area loh ya. Orang jadi bisa lihat porn tanpa harus malu kepada penjual DVD yang jualannya bisik-bisik, kecuali malu sama diri sendiri tentu saja. Siapa saja bisa tahu cara buat ectacy tingkat tinggi karena manualnya dipampang di internet, tnggal download aja. Malah bisa buat ectacy yang ekslusif; hasil mixing resep sendiri macam mixing berbagai macam minuman seperti yang sering saya lakukan. And of course don't say that internet provide you bad things just because I wrote the bad example lah. Yang nggak tahu apa-apa mendadak jadi pintar gara-gara berguru sama Mbah Google juga banyak kok. Tapi hati-hati loh sama mbah google, nggak selamanya dia benar. Dia itu bagusnya hanya dipakai buat "pengantar" saja. Selengkapnya baca dong bukunya. Proof reading gitu. Jadi, jangan sampai deh, ngotot dengan pendapat kamu kalau referensinya Mbah google. Menurut lo para ilmuwan nulis buku buat apa?


 

Nah, salah satu keuntungan internet adalah siapa pun bisa jadi seleb di dunianya. Apalagi didukung oleh social site network yang sekarang sedang menggila. Kalau ada yang masih mengandalkan friendster, aduh…so last year lah ya. Facebook hadir dengan segala fasilitas yang membuat penggunanya bisa kelihatan tetap up to date dan gaul (walaupun saya nggak pernah merasa gitu loh ya. Saya sih biasa-biasa saja. Kalau ada yang nawarin saya buat ngedelete account saya dan sebagai imbalannya saya ditraktir beli jeans-jeans impian saya, saya sih yuk mareee mau banget! Kan tinggal bisa buat lagi account yang lainnya. Mudah ini!).


 

Facebook buat saya sangat sangat insightful. Saya jadi jadi bisa tahu teman yang sampai sekarang belum pernah ketemu lagi lagi ngapain, sedang bahagia atau sedih, lagi dimana dengan siapa, bokek apa nggak. Saya jadi tahu teman saya yang jaim banget itu ternyata banci pamer juga. Saya jadi tahu si A yang wise banget itu ternyata alay dan lebaynya minta ampun. Dari mana saya tahu? Tentu saja dari update an status mereka. Ok, I'm predijuce! Tapi kan biasanya mereka update sesuai dengan apa yang mereka rasakan, alami, atau lihat kan?


 

Ada teman saya yang dulu ketika facebook baru-baru ada dan saya kasih tahu ke dia kalau punya facebook itu asyik banget. Dengan sinis dia ngatain jangan suka ikut-ikutan. Menurut dia sih, facebook itu nggak penting banget. Intinya, ogah lah dia punya facebook. Selang beberapa waktu kemudian, dia nongol di facebook minta di confirm dan menjadi orang yang paling eksis sejagad persfacebookan. Statusnya ganti berbilang menit. Satu menit yang lalu statusnya lagi makan lontong sayur, menit berikutnya lagi makan lontong campur, kemudian makan lontong nggak pake apa-apa, menit berikutnya minum cola di kafe ini dan menit berikutnya lagi minum air dari kerannya si itu. Hari ini pake baju warna kuning siangnya statusnya sudah ganti pake baju warna ungu agak ke pink-pink an. Saya belum nemu aja yang pasang status merek underwear nya apaan, tapi ada kali ya??


 

Teman saya ada yang bilang kalau seorang teman hatta seorang sahabat sekalipun nggak berhak sedikit pun buat mengutak-atik hidupnya. Setuju!! Kata dia lagi, seorang sahabat sekalipun nggak berhak tahu hal-hal pribadi dia. Setuju!

Tetapi semakin hari, semakin dia menjadi banci status, kok hampir tidak ada lagi yang secret dari pribadi teman saya itu ya? Semua semakin kontradiktif dengan prinsip dia yang dia katakana pada saya yang saya agak-agak gimana gitu karena saya adalah orang yang hamper tidak punya rahasia. Status dia yang berganti berbilang menit itu makin menceritakan secara detail siapa dia. Status dia yang belum tidur di kamarnya di atas bed merek Apalah dengan selimut warna ungu muda kesukaanya sambil memikirkan besok mau ngapain. See…, sampai-sampai dalam kamar bahkan otaknya pun saya tahu loh. Dan bukan saya yang ngorek-ngorek ingin tahu tapi dia yang shout out loud kepada dunia kok.


 

Lama-lama saya melihat mereka telanjang. Naked in the public. Yah, nggak jauh beda lah sama Joko Anwar yang nekad telanjang di supermarket beberapa waktu yang lalu. Orang lain jadi tahu apa yang mereka tidak ingin ketahui. Yang biasanya di dunia nyata tersembunyi, di status facebook menjadi telanjang berhalo-halo ria. Yang dalam kesehariannya kalau diomongkan kok jadi lebay dan nggak penting banget di status facebook bertebaran dengan riang gembira. Nah kawan, telanjang tak?

Orang kan takut dan malu kalau telanjang di tempat umum. Kecuali Joko Anwar tentunya. Kalau "telanjang" di facebook kan nggak ada yang lihat ya. Hello…, orang sejagad raya (yang punya facebook dan masuk dalam friend list) tahu kali!!


 

Kalau saya menulis begini, bukan berarti saya nggak pamer status loh ya (takut dituduh). Saya juga suka kok pasang status, tapi kalau harus alay, lebay dan telanjang, terima kasih deh!! Secara saya kan pengennya pamer kalau yang dipamerin itu permata bukanbatu apung.

Jadi saya mau pasang statusnya gini; lagi di bawahnya Eiffel neehzz…kerenzzhhh bange deh..!! Nggak alay kan?? Iya kan??

Tapi kalau besok saya sering update status, jangan dikatain ya? Ya? Jangan dibuatin note kayak gini juga. Kan malu!!

Sunday, January 17, 2010

Saya Siap Diadukan Kepada Tuhan (Kalau Saya Tolol)

Dunia perpolitikan kita memang semakin edan. Tidak cukup hanya dengan demokrasi yang menjadi demokrasi tidak terkendali alias democrazy. Tidak cukup hanya dengan berbondong-bondongnya selebriti yang banting setir mencoba keberuntungan di dunia politik. Baru-baru ini di media rakyat Indonesia dibuat tercengang oleh tingkah laku anggota dewan kita.


 

Berawal dari adu pendapat di forum sidang pansus century, kata "bangsat" melucur begitu saja dari mulut Ruhut Apalah (ini bukan pencemaran nama baik kan? Ntar kayak prita lagi!)salah seorang wakil rakyat yang juga anggota tim pansus Angket Bank century. Aleg dari partai democrat ini mengumpati Gayus Lambuun Wakil Ketua ketua pansus dalam adu pendapat mereka.


 

Sebagai mantan mahasiswa bahasa, saya sangat terganggu dengan kejadian itu. Kuping saya panas. Saya malu karena itu keluar dari mulut seorang wakil rakyat dan publik figur (atau seleb ya? Ah, kedua istilah itu makin rancu aja sekarang. Oke, saya sebut dia seleb saja karena dia dulu sering keluar di infotainment. Lagian dia juga salah satu pemain sinetron yang hijrah ke Senayan) yang katanya memiliki integritas. Saya terganggu bukan karena kata-kata itu buruk banget dan telinga saya suci dari mendengarkan kata itu. Wong di sekitar saya kata-kata yang lebih kasar lagi hampir setiap hari kok keluar masuk kuping saya ini.


 

Anjing…!! Keren banget!!

Gila!! Kok dia bisa sepintar itu ya!!


 

Wong kata professor saya kasar atau tidaknya suatu bahasa itu tergantung konteksnya. Nah, justru karena ingat kata professor saya itu lah yang membuat saya terganggu. Karena konteks si Ruhut Apalah itu mengeluarkan kata itu jelas berbeda dengan konteks dua ungkapan yang saya tulis di atas. Kedua ungkapan itu nggak mungkin lazim terdengar dalam sidang resmi apalagi di sebuah forum terhormat yang langsung disaksikan oleh rakyat Indonesia lewat siaran televisi tempat si Ruhut Apalah itu mengumpat. Beda kalau kata-kata itu terdengar ketika kuli angkut rebutan objekan.


 

Kerennya (sempat nulis "gilanya") lagi Si Ruhut Apalah itu tidak sedikitpun menyesali ataupun menganggap ucapannyanya itu kurang pantas. Hal itu pula diamini oleh sekian banyak pendukungnya yang saya tidak tahu apa yang ada di pikiran mereka. Dia sesumbar siap diadukan ke BK DPR atas tindakannya itu. Bahkan dia juga dengan pongah siap diadukan ke Tuhan sekalipun.


 

""Pernyataan saya layak. Hey di luar negeri itu tonjok-tonjokan loh, kepalanya dijedor loh. Ini baru begitu saja," kata Ruhut sambil tertawa.


 

Hello..!!!

Kalau parlemen luar negeri meakukan hal kayak gitu, haru ya diikutin juga? Lagian luar negerinya dimana sih? Angola? Liberia? Zimbabwe?


 

Aduh, lihat-lihat tempat dong!! Lo itu dipilih jadi anggota dewan di Indonesia. Di luar negeri pun kalau itu terjadi, nggak dianggap terpuji juga kok.


 

Yah, itulah kalau mental jiplak sudah menyatu dengan aliran darah. Luar negeri ditiru semua (walaupun saya bingung luar negeri mana yang ditiru oleh Ruhut Apalah itu)

Saya hanya bisa mengelus-elus dada saya hasil fitness dan latihan keras yang saya lakukan.

Friday, January 8, 2010

Malang City Tour; Walk to the Nature


wisata modal dengkul

Selain terkenal dengan wisata kota dengan bagunan peninggalan kolonial, Malang juga menyediakan panorama alam yang memikat. Topografinya yang terletak di dataran tinggi dan dikelilingi oleh gunung-gunung besar membuat Malang dianugerahi begitu banyak tempat yang mempesona. Mulai dari air terjun, kebun buah-buahan yang berpadu dengan kebun bunga serta hutan-hutan cemara. Postingan kali ini membahas tentang wisata alam kota Malang yang sangat menantang untuk dijelajahi dengan berjalan kaki dari kawasan kota Malang.


 

Daerah Selokerto adalah kawasan pertanian yang berada di sebelah barat Kota Malang dan di sebelah Selatan kota Batu. Kawasan ini terhampar di lereng pegunungan Putri Tidur sebelah utara. Akhir pekan yang lalu saya menemani ketiga teman saya yang katanya sumpek menyelesaikan skripsi mereka dan sepakat untuk refreshing dengan jalan kaki ke mana saja. Akhirnya kami sepakat untuk mengayunkan langkah kea rah barat, melewati pedesaan dan lahan pertanian penduduk menuju Selokerto.



 

Jalan yang kami lewati adalah jalan desa yang beraspal mulus. Di kiri kanan terhampar luas kebun sayuran, kebun tebu dan diselang-selingi oleh pemukiman penduduk desa yang asri. Kadang-kadang pemukiman itu bergerombol mirip kompleks puri di tengah rimbunan pohon pinus dan buah-buahan. Dilihat dari bangunan rumah mereka yang megah, tingkat kesejahteraan penduduknya cukup baik. Mobil-mobil pick up yang digunakan untuk mengangkut hasil pertanian terparkir di depan rumah-rumah mereka. Menyusuri jalanan desa yang menanjak yang dipagari oleh bunga-bunga liar berwarna ungu dan merah yang sedang bermekaran terasa sangat nikmat. Benar-benar menyegarkan jiwa raga. Mawar-mawar yang bermekaranyang tumbuh di sepanjang jalan menebarkan semerbak wangi seperti aromatherapy yang sengaja disiapkan oleh alam untuk manusia. Benar-benar pagi yang sempurna. Perjalanan jauh menanjak tak terasa lagi capeknya.


 

Ketika memasuki daerah Selokerto, kami disambut oleh hamparan kebun jeruk yang mendominasi panorama dengan warna hijau dengan gradasi kuning buah-buah yang telah ranum. Perkebunan itu menghampar di lereng bukit dan lembah-lembah kecil yang diselang-selingi oleh perumahan penduduk. Memandang pepohonan jeruk yang rimbun dan digantungi buah hingga hampir menyentuh tanah itu saja sudah menjadi booster yang membuat kegembiraan kami meluap-luap. Hilang semua beban pikiran yang menggayuti ketika kami berangkat dari rumah. Skripsinya Ridho yang nggak kelar-kelar, skripsi bro Iqbal yang ditolak melulu, deadline pekerjaan yang menggila, semuanya hilang terhapus oleh sajian alam di hadapan kami. Berbeda dengan areal pertanian di sekitar kota Batu yang biasanya ditanami Apel selain bunga dan sayuran, areal pertaniandi sekitar sini dipenuhi oleh perkebunan jeruk.



 

Ketika sampai di sebuah batu besar di dataran yang lebih tinggi, kami sempatkan unuk beristirahat menikmati kesegaran semangka dan jeruk segar yang kami beli di toko buah di desa yang kami lewati. Menikmati buah segar sambil melayangkan pandangan kea rah kota Mlang yang kami tinggalakn tadi benar-benar luar biasa. Suasana hati dan pemandangan spektakuler yang terhampar membuat rasa semngka dan jeruk yang kami nikmati menjadi berlipat kenikmatannya. Benar-benar rasa semangka dan jeruk juara satu seluruh dunia. Melihat ke bawah dari tempat tinggi selalu menimbulkan perasaan lebih berkuasa. euforia kekuasaan yang meletu-letup. Serasa menjadi raja di atas awan. Kabut-kabut putih yang masih menyelimuti gunung Arjuna di sebelah timur sana membuatnya seolah-olah ditutupi misteri.


 

Puas menikmati buah dan pemndangan kami kembali melanjutkan perjalaan mendaki kearah hutan cemara di lereng gunung yang berbatasan dengan areal perkebunan jeruk. Sesekali berpapasan dengan para petani yang selalu ramah ketika disapa. Dari jalan raya kami harus melewati jalan setapak yang membelah kebun jeruk yang sdang berbuah lebat untuk sampai disana.


 

Hutan cemara yang tidak terlalu rapat menyambut kami ketika kami memasuki jalan yang menurun menuju ke areal yang sering dipakai untuk berkemah dan outbond ini. Areal perkemahan ini lebih dikenal dengan bumi perkemahan Bedengan. Tanahnya sengaja dibuat berundak-undak dan terdapat areal tanah datar di bawah pepohonan cemara yang biasa dipakai untuk mendirikan tenda. Jepretan kamera yang kami bawa mengarah ke pemadangan yang semuanya indah. Mencoba untuk membekukan kenangan yang akan bercerita kelak ketika kami merindukan momen-momen indah ini.




 

Kami mengambil tempat di pinggiran kali kecil berair jernih yang mengalir deras untuk beristirahat. Berbaring di atas hamparan rumput yang lembut bermandikan cahaya matahari pagi yang hangat. Sebuah fasilitas alam yang sangat sempurna untuk udara dingin pegunungan seperti ini. Puas berbaring dan berguling-guling di atas rumput kami pindah ke bebatuan yang menonjol di tengah kali kecil di hadapan kami. Menghabiskan bekal sambil merendam kaki di air yang dingin. Potongan-potongan roti yang dilumuri es krim segera saja berpindah ke perut. Menikmati makanan yang mungkin di rumah terasa biasa dan menjadi sangat luar biasa lezatnya karena dibumbui oleh suasana dan pemandangan yang luar biasa indah. Duduk dalam diam di tengah gemericik air kali dan timpalan kicauan burung dan dengungan kumbang pada pagi yang cerah. Benar-benar atmosfir yang sempurna.




 

Seringkali keindahan dan kebahagian tidak tampil dalam balutan mewah dan mahal. Hanya dengan berjalan kaki dan berbekal beberapa potong roti dan buah-buahan kami sudah bisa menikmati kemewahan suasana dalam balutan kesederhanaan alam. Kalau saja manusia terus memelihara persahabatan dengan alam, membangun keharmonisan, pastilah alam akan selalu menyediakan fasilitas kebahagian seperti ini.

dangau di tengah kebun jeruk


 

Ketika matahari mencapai puncak ketinggiannya, kami bergegas pulang dengan energi yang sudah terisi pebuh. Sperti sebuah batu baterai yang baru dibuka segelnya, siap untuk beraktifitas kembali bergumul dengan tantangan hidup. Kami beriringan melewati setapak yang lain yang mebelah kebun jeruk di sebelah barat. Ketika berpapasan dengan ibu petani yang baru pulang dari kebunnya, kami dibekali dengan sekantong jeruk segar yang baru dipetik. Sebuah ciri keramahan desa yang khas.

Monday, January 4, 2010

Malang City Tour

Daerah Malang Raya sudah terkenal sebagai daerah wisata (vacancy) sejak zaman kolonial dulu. Letaknya yang terhampar di dataran tinggi yang dkelilingi oleh pegunungan yang dibelah oleh aliran sungai Brantas membuatnya memiliki iklim yang sejuk walaupun skarang kesejukannya berkurang karena efek global warming. Pada masa kolonial, kota ini merupakan kota peristirahatan dan tempat tinggal bagi orang Belanda.

Rencana kota Malang pada tahun 1920, yang dibuat oleh Ir. Thomas Kartsen, merupakan fenomena baru bagi perencanaan kota-kota di Indonesia, kaidah-kaidah perencanaan modern telah memberikan warna baru bagi bentuk tata ruang kota, seperti penggunaan pola boullevard, bentuk-bentuk simetri yang menonjol dan sangat disukai pada periode renaisance. Karena keindahan tata kotanya, kota 'Malang tempo doeloe' pernah diikutkan dalam kontes tata kota di Paris pada zaman kolonial.

Peninggalan bangunan-bangunan berarsitek kolonial itu sampai sekarang masih bisa dilihat di beberapa kawasan di Kota Malang. Makanya tak heran kalau kota Malang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan-wisatawan 'senior' mancanegara terutama Belanda. Mereka datang untuk melihat peninggalan moyang mereka ataupun bernostalgia karena pernah hidup di kota Malang tempoe doeloe.

Bagi saya sendiri, berjalan-jalan di kawasan-kawasan peninggalan Belanda di kota Malang merupakan wisata kota yang murah untuk merefresh kembali otak setelah beraktifitas. Berikut ini adalah beberapa kawasan favorit saya:

Jalan Ijen dan Sekitarnya

jalan esar Ijen





Ijen Huise

Di bagian barat kota Malang terhampar sebuah kawasan elite yang dahulunya adalah tempat tinggal orang-orang kaya Belanda. Rumah-rumah peninggalan belanda yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan gayanya berdiri megah lengkap dengan nama dan tahun di depannya seperti; Anno 1320, Eleanor, Elizabeth dan sebagainya. Sampai sekarang saya masih penasaran, nama yang dicetak di depan rumah itu nama siapa yah? Nama salah satu dari anggota keluarga mereka kah? Seperti nama-nama rumah dalam serial Lima Sekawan nya Enyd Blyton; Pondok Kirrin. Rumah-rumah itu berdiri dalam blok-blok rapi yang dibelah oleh jalan-jalan dengan pohon-pohon palem raksasa di pinggirnya. Di kawasan ini terdapat sebuah boulevard yang dulunnya adalah arena pacuan kuda yang pernah digunakan untuk Jambore Pandu (pramuka) sedunia pada tahun 30-an. Kawasan ini mempunyai jalan utama yang sekarang disebut Jalan Besar Ijen.

Nah, di sepanjang jalan ini juga setiap tahunnya diadakan Festival Malang Kembali; yaitu festival yang berisi semua tentang Malang pada zaman dahulu. Mulai dari makanan, souvenir dan pakaian, kendaraan dan music tempoe doeloe bisa ditemukan di festival ini. Warga Malang raya, tua-muda dengan kostum tempoe doeloe tumpah ruah di kawasan ini. Gadis-gadis dengan rambut dikuncir dua berkebaya encim dan berkain batik dan Mas-mas berblankon lalu lalang merayakan keriaan dalam festival ini. Festival Malang kembali diadakan setiap bulan Mei setiap tahunnya.

Di jalan ijen terdapat sebuah Museum Militeryang bernama museum Brawijaya yang berdiri megah di depan perpustakaan kota yang selalu ramai. Di kawasan ini juga terdapat sebuah café tempat ngopi yang cozy, tempat anda bisa menikmati berbagai pilihan kopi dan cake ini bernama bernama Und Corner.

Kawasan Kayutangan

bangunan kembar kayutangan

Sampai dengan tahun 80-an daerah Kayu Tangan ini merupakan pusat keramaian kota, sebelum dihadirkan pusat perbelanjaan modern, mal dan plaza. Di kawasan ini terdapat bangunan sudut (sekarang PLN), Toko Avian yang masih dipakai sampai sekarang, dan bangunan kembar perempatatan Kayutangan. Bangunan kembar itu sekarang menjadi bank Commonwealth untuk yang satunya dan kembaran lainnya di seberang jalan menjadi sebuah kafe dan beberapa kantor. Kawasan Kayutangan berada di jalan utama yang menjad akses ke berbagai tempat di Kota Malang. Jalan di perempatan kayutangan ini menghubungkan langsung kawasan ini dengan alun-alun kota di sebelah utara, tugu bundar (kantor walikota) di sebelah timur, stadion gajayana (markas arema) dan jalan besar Ijen serta kompleks pendidikan di sebelah barat. Di kawasan ini juga Toko Oen, toko Es Cream yang sudah ada sejak zaman colonial.

Alun-alun Kota



Seperti umumnya kota-kota di Jawa, alun-alun merupakan unsur penting dari Kota Malang. Alun-alun kota terletak di sebelah utara kawasan Kayutangan. Di sekeliling alun-alun berdiri bangunan-bangunan public baik peninggalan belanda maupun bangunan baru. Di sayap utara alun-alun terdapat sebuah kantor pos dengan arsitektur khas perkantoran zaman kolonial berdampingan dengan hotel Pelangi (dulu bernama hotel Concordia) yang juga sudah ada sejak zaman Belanda. Di sebelah barat, berdiri megah mesjid Jami' berdampingan dengan gereja. Plaza Sarinah dan Gereja kayutangan membntengi alun-alun di seblah selatan. Plaza Sarinah adalah bekas gedung bioskop peninggalan Belanda. Sedangkan di sebeah timur alun-alun dihuni oleh gedung pemerintahan kabupaten Malang dan Mal Alun-alun (Ramayana). Bergeser sedikit ke tenggara akan ditemui kompleks Plaza dan pertokoan serta Pasar besar Malang.


Alun-alun kota Malang sekarang berfungsi menjadi taman dan lahan hijau yang menjadi public space kota. Banyak keluarga yang menghabiskan waktu menikmati sore di bangku-bangku yang tertata rapi di areal alun-alun. Sekedar menikamti keramaian, pertunjukan topeng monyet atau member makan ratusan burung Merpati yang menjadikan alun-alun ini markas mereka. Pohon-pohon beringin raksasa meneduhi alun-alun ini memagari air mancur di tengahnya sehingga menjadi tempat melepas penat yang nyaman setelah berbelanja di pusat perbelnjaan yang tersebar di seputar Alun-alun.

Tugu Bundar

balai Kota Malang

Tugu bundar adalah sebutan untuk tugu yang terletak di depan kantor Walikota Malang. Kawasan ini juga masih satu rangkaian dengan kawasan Kayutangan dan Alun-alun kota. Sebuah tugu yang menjulang di tengah kolam teratai di tengah-tengah taman menjadi landmark kota Malang. Tugu ini dikitari oleh banguna-bangunan tua dan hotel-hotel modern seperti kantor Walikota, kantor DPRD, SMU Tugu, Hotel Tugu dan Splendid In. Kawasan tugu sangat indah ketika Malam menjelang. Pohon-pohon raksasa yang mengitari bundaran mendadak menjadi pohon-pohon cahaya yang gemerlap karena memang dahan dan rantinngnya dipenuhi oleh balon lampu hias. Gemerlap cahaya dari pepohonan berpadu dengan lampu taman di areal tugu serta air mancur di kolam teratai menciptakan pemandangan yang spektakuler.


sore hari di tugu

Di areal tugu ini juga kita bisa menikmati minuman hangat di Coffee shop di bawah rimbunan pepohonan raksasa yang meneduhi kawasan tugu. Coffee Shop ini biasanya dipenuhi oleh wisatawan asing. Atau kalau ingin menikmati makanan khas Malang, dengan berjalan kai sebentar ke arah timur kita akan sampai di kawasan Stasiun kota yang dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang menyajikan makanan di tenda-tenda. Di kawasan tugu ini juga terdapat pasar burung dan tanaman, Splendid. Selain itu terdapat sebuah Factory Outlet yang sangat suka saya kunjungi karena keunikan bangunannya. Bangunan toko barang impor dan sisa ekspor ini adalah bangunan berarsitek colonial yang paling saya sukai. Di bagian depan bangunan masih tertulis jelas "Ann0 1920".

Sisa bangunan Belanda yg menjadi tempat komersial

Kawasan Rampal

Kawasan rampal berdekatan dengan kawasan tugu, hanya dipisahkan oleh kompleks stasiun kereta api. Di kawasan rampal ini juga banyak berdiri rumah-rumah dengan arsitektur Belanda. Nama rampal sendiri sekarang identik dengan lapangan Rampal yang selalu ramai oleh warga kota yang berolahraga. Dan keramaian itu bertambah ketika akhir pekan. Jogging di jogging track yang mengitari lapangan di bawah siluet gunung Arjuna dan Putri tidur benar-benarkan menyegarkan jiwa dan raga. Salah satu tempat yang paling saya sukai di kawasan rampal adalah Tobuki, toko buku kecil yang nyaman di kediaman sastrawan Malang Ratna Indraswari Ibrahim. Selain menyediakan buku-buku populer, toko buku kecil ini menyediakan buku-buku yang sudah langka di pasaran. asyiknya lagi, kita bisa ngutang di toko ini.

Kawasan Sukarno Hatta

Kawasan perdagangan dan perkantoran ini memanjang di sepanjang jalan Soekarno-Hatta. Di sepanjang kawasan ini berdiri restoran-restoran, kafe, tempat karaoke dan bilyard serta tenda-tenda makanan pedagang kaki lima. Makanya tidak heran kalau tempat ini selalu ramai apalagi pada malam hari. Dan keramaian itu berubah menjadi padat ketika akhir pekan. Kawasan Soekarno Hatta adalah kawasan wisata kuliner yang harus dikunjugi kalau anda berkunjung ke kota Malang.


 

Semua kawasan tadi bisa dijangkau dengan ngkutan umum dan kalau mau lebih sehat kawasan seperti jalan besar Ijen, kayutangan, alun-alun kota, tugu dan rampal bisa dijelajahi dengan berjalan kaki. Tempat-tempat tadi membuat saya semakin cinta sama kota Malang. Semoga anda pun suka!

Have nive City Tour….!!


 


 


 

Party Goers Classification; Karena Saya Suka Pesta

Kemarin saya menghadiri pernikahan teman saya yang dilaksanakan di sebuah gedung di Surabaya. Pernikahan ini adalah pernikahan kesekian yang sudah saya hadiri selama hidup saya dan pernikahan pertama untuk tahun 2010 ini. Resepsi pernikahan ini adalah salah satu pernikahan yang "wah" yang pernah saya datangi. Yah, ukuran wah saya adalah ketika hidangannya enak, banyak, dan dihidangkan dengan baik serta saya bebas mencicipi semuanya. Oke ralat! Itu adalah salah satu ukurannya.


 

Pesta pernikahan (walimatul 'ursyi) adalah salah satu acara yang paling saya sukai. Selain karena bisa makan enak, saya juga suka berada di tengah orang-orang yang well dressed dan muka penuh senyum. Terlepas dari senyum itu dibuat-buat ataukah memang senyum tulus dar hati, saya tidak peduli. Wajah-wajah bahagia itu megimbas kepada saya juga sehingga saya merasa bahagia juga. Kita harus bahagia kan kalau ada tema kita yang berbahagia? Kecuali anda belum rela kalau orang yang anda incar ternyata menjadi pengantin di walimahan yang anda datangi. Nah, karena semua tersenyum, saya juga jadi suka pasang senyum yang berseri-seri. Itu sih karena memang saya murah senyum. Maksudnya, senyum saya murah banget. Tentu saja, pesta pernikahan adalah moment yang tepat buat mengomentari orang yang lalu-lalang.


 

"Igh, bajunya nggak banget ya!! (kayak situ bajunya bagus aja!)

"Wow, yang itu jasnya keren!! (Mau..!!)

"lah, itu rumbai-rumbai di kepala buat apa???


 

Tapi yang membuat saya bête adalah ketika melihat orang-orang yang menggandeng pasangannya dengan sangat mesra. Bukan karena saya nggak suka mereka tampil mesra. Saya bête karena saya nggak bisa mesra seperti mereka. Gimana mau mesra, wong pasangan saja saya nggak punya.

Kemarin saya bertemu dengan teman-teman lama saya yang senior. Mereka datang bergandengan dengan istri-istri mereka. Sangat mesra. Saya yang berjalan dibelakang mereka ketika memasuki ruang resepsi hanya bisa memandang mesem-mesem ke arah teman saya yang juga belum mempunyai pasangan tapi semangat banget ngomong kalau dia itu bujangan yang laku banget. Ditambah lagi dengan pertanyaan-pertanyaan yang katanya memotivasi;


 

"kapan nysusul? (besok kalau bisa!)

"Jangan lama-lama! (Igh, gue juga pengen cepet secepat-cepatnya!)


 

Hasil dari pengamatan dan komentar-komentar tidak penting dengan teman saya sambil menikmati hidangan pernikahan yang enak banget itu, saya iseng-iseng membuat klasifiksi orang yang datang ke pernikahan:

  1. Orang yang mau bilang; hey people don't I look pretty?? Look at my gown, I bought it in Paris! Hello..., situ ratu??!!

  2. Orang yang mau berpikiran; igh, kapan lagi bisa makan enak kayak gini. Coba ini ah…! Yang itu juga!! Yang disini, yang disana yang dimana-mana!! Gratis ini…

  3. Orang yang merasa seleb tapi nggak mau dikenal; jalan dengan muka diangkat dan senyum ditebar kemana-mana (dipungut lagi euy…mubazir tahu!!). errgghh…kita pernah kenal ya? Sorry aku lupa! Eh, situ siapa ya?


 

  1. Orang heboh nggak jelas; eh, itu artis anu ya?? Itu pemain ini kan?? Lah yang itu bintang iklan itu kan??


     

  2. Banci foto; setiap photo session selalu ada dia. Kadang di depan, kadang nemplok kayak hiasan ruangan di belakang. Kadang cuma jempolnya aja yang kelihatan. Yang penting harus ada dia pokoknya. Eksis terus!!


     

  3. Pemburu dan pencari target; mumpung banyak yang bening berkerumun. Pengen yang itu!! Mau yang di sana!! Dia mau nggak yah kalau aku ajak nikah??lah, yang itu single kan? Avalaible kan? Sorry, I'm single but not avalaible!


     

  4. Orang hilang; di pojokan, menyendiri,kaku. Come on…this is a party baby!!


     

  5. Pengamat dan tukang komentar nggak penting; Igh, itu nyanyi apa meratap sih?? Ya Allah, itu pake gaun kok kembang setaman dibawa-bawa juga!! Heh, ada acara wayang golek juga, make up nya mak!! Edan…, itu cakep banget (ketika melihat orang yang cakep absolute)!!


     

Itu adalah hasil klasifikasi yang saya buat ketika mulut saya nggak berhenti-berhenti mengunyah makanan kesukaan saya (semua yang tersedia kesukaan saya soalnya). Itu saya lakukan karena dosen saya bilang bahwa proses penting dari penemuan itu adalah classification. Nah, karena saya adalah mantan mahasiswa yang baik dan tetap mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi yang selalu mengamalkan budaya akademik dengan melakukan observasi dan pengklasifikasian, saya buatlah klasikasi ini. Mengenai saya termasuk klasifikasi yang mana, itu nggak penting!!


 

Selamat kepada teman saya atas pernikahannya kemarin. Barokallahu lak wa baroka 'alaik wa jama'a bainakuma fi khairin.