Menyiapkan diri untuk resign dari
pekerjaan berarti harus mempersiapkan banyak hal, termasuk memiliki komputer
pribadi karena ketika resign, saya juga harus menyerahkan semua fasilitas
kantor. Berkaca dari laptop kantor yang saya pakai pada pekerjaan yang baru
saja saya tinggalkan, saya merasa saya butuh laptop dengan spesifikasi lebih
dari itu. Selain itu, saya butuh laptop yang ringan untuk mendukung kebiasaan
saya yang suka mobile dan traveling. Selanjutnya, laptop tersebut nggak
malu-maluin kalau saya bertemu klien atau sekedar bekerja di ruang publik
seperti coffee shop. Selain itu, saya punya kebiasaan membawa
banyak barang ketika keluar rumah, muai dari printilan lotion (yang tidak
pernah dipakai), buku, tumbler kopi, aneka charger, agenda, satu set alat
tulis, parfum, hair sprayer, face sprayer, dan akhir-akhir ini buku
latihan Matematika. So, saya tidak ingin tas saya menjadi sangat berat dengan
laptop yang besar dan berat.
Namun, saya tidak ingin laptop
yang terlalu kecil, 12 inch, seperti yang saya pakai pada saat saya menjadi
mahasiswa. Akhirnya pilihan saya jatuh pada Mac Book Air dengan Retina Display
dari Apple. Saya menabung untuk itu. Namun, harga untuk laptop idaman saya
tersebut terlalu mahal untuk kondisi saya yang akan memulai hidup baru di
Jakarta. Saya lebih baik mengalokasikan tabungan saya untuk tempat tinggal yang
layak di Jakarta. Kedengarannya sangat klasik pemuda Indonesia, merantau ke
Jakarta untuk tantangan lebih besar. What
to say, with 70 % of money being circulated in the Big Durian City, moving to
Jakarta is almost inevitable.
Setelah bolak-balik diskusi dan riset atas
beberapa laptop dari berbagai brand (selain Apple tentu saja), saya mantap
dengan ASUS ZenBook Flip UX360CA-UBM1T
Signature Edition 2 in 1 PC. Laptop dengan besar 13,3 inchi ini bisa
dilipat dan difungsikan sebagai tablet. Layar sentuhnya sangat senitif. Saya
seperti menggunakan Ipad saya, namun dengan layar yang lebih lebar. Ketika saya
mulai bekerja dengan menggunakan laptop ini, saya bisa merasakan pefromanya
yang solid. Setiap saya menghidupkan laptop, tidak ada proses loading, begitu
juga ketika memuali sebuah program atau menutup sebuah program. Jadi, saya bisa
dengan gampang enghidupkan laptop dan memulai bekerja ketika menunggu
penerbangan ataupun selama penerbangan ketika bepergian. Saya jatuh cinta
dengan laptop tablet ini.
Laptop tablet (yang saya pakai)
ini dilengkapi dengan RAM 8 GB dan SSD 256 GB. Lebih dari cukup untuk keperluan
saya. Yang lebih membuat saya girang, baterai bisa bertahan sampai dengan 12
jam dengan pemakaian normal. Akhirnya, saya seringkali tidak membawa charger,
cukup dengan men-charge penuh pada malam atau pagi sebelum saya keluar rumah.
Beban dan ruang di tas saya tidak perlu diperberat dengan charger deh. Selain itu, tampilan laptop ini sangat slim namun
kokok karena badan yang terbuat dari bahan metal, bukan plastik. ASUS ZenBook
datang dengan windows 10 dan dijalankan oleh prosesor Intel Core m3 generasi 6
yang super tangguh dan khusus didesain untuk ultra-mobile devices. Untuk audio,
laptop kece ini menggandeng Bang &
Olufsen ICEpower, sebuah perusahaan inovasi audio konversi dengan fous pada
keluaran audio yang poweful dengan berprinsip pada efisiensi energi. Perusahaan
ini dikembangkan dari riset Dr. Nielsen’s PhD work diTechnical
University of Denmark. Berbasis di Denmark, perusahaan ini terus
berkolaborasi dengan universitas dalam riset untuk mengembangkan teknologi
audio konversi. Dengan bodi slim dan berat hanya 1,27 kg, beserta pilihan untuk
bisa dilipat 360 derajad membuat laptop ini pilihan tepat bagi saya yang suka
mobile namun juga butuh laptop yang powerful.