Thursday, April 30, 2009

Bathroom Story, Part One; Cicak Kecil di Toilet



Pulang fitness sore ini badan rasanya bugar kembali setelah empat hari libur karena malas. Semangat rasanya membuncah. Yang akhirnya kalau sudah semangat, biasanya langsung ingat skripsi. Gimana caranya biar si skripsi itu bisa aku garap dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tapi, akhirnya ketika sdaha berada di depan laptop, bukan skripsi yang dijamah, melainkan pindah dari satu folder ke folder lain yang jumlahnya bejibun karena aku membuat banyak banget klasifikasi untuk file-file di laptop kesayanganku itu. Satu main folder bisa mempunyai berpuluh-puluh sub folder. Sub folder punya sub lagi. Aduh, aku memang rajin banget kalau untuk hal yang beginian.

Setelah mendinginkan badan dengan gerakan pelemasan di atap tempat jemuran sambil menikmati warna lembayung sore yang memerahkan Puteri Tidur aku bergegas ke kamar mandi. Hhhhff….segar nian. Kudu luluran nih, biar tambah segar. Tapi mataku tertumbuk pada lubang closet di pojokan.

Siapa sih yang nggak menutup lubang closet setelah make. Kebiasaan banget sih!

Tapi bukan itu yang menarik perhatianku. Ada seekor makhluk mungil yang berupa anak cicak yang menggapai-gapai di dinding closet. Sekujur tubuhnya berwarna putih bening seperti ikan teri. Ah, bukan seperti ikan teri. Tapi mirip dengan makhluk kecil yang berubah menjadi raksasa dan membunuh hampir semua penghuni sekolah di sebuah film fiksi ilmiah yang kutonton beberapa waktu yang lalu. Separuh badannya terendam air. Tampaknya ia berusaha keras untuk keluar dan menyelamatkan dirinya dari sergapan air bah dalam closet itu. Kasihan sekali, ia harus merasakan banjir nabi Nuh seperti yang pernah dirasakan moyangnya dulu. Walaupun dalam versi yang lebih 'mini'. Dan ia tidak akan menemukan perahu yang menyelamatkannya dari sergapan air. Karena memang nggak ada satupun dari kami penghuni rumah ini yang suka bermain perahu-perahuan di closet. Ia masih menggapai-gapai ketika aku akhirnya memutuskan untuk menutup closet dan membiarkan cecak kecil itu disana.

Aku mulai mengguyur tubuhku kemudian mengoleskan lulur sambil menghirup aromanya yang wangi. Aroma yang merasuk sampai ke otak. Kuhirup dalam-dalam. Hmmh….rileks banget. Ketika selesai luluran, entah kenapa aku teringat kembali pada cicak kecil yang malang tadi. Kok, aku tega banget membiarkan dia tersiksa di lubang closet itu. Pasti dia ingin sekali selamat dan bertemu dengan ibu dan saudara-saudaranya yang lain. Dia kan masih sangat muda. Pasti belum sempat menikmati hidup yang indah ini. Mungkin dia masih ingin menghadiri pesta ulang tahun temannya dan berdansa disana. Atau mungkin ngopi-ngopi cantik dengan teman-temannya sambil sesekali berebutan menjulurkan lidah panjang mereka begitu melihat seekor nyamuk hap lalu ditangkap. Dia juga pasti belum kawin (hohoho…aku juga belum). Ah, kasihan sekali kau cecak kecil.

Tapi pikiranku yang lain mengatakan; "ah, Cuma cecak kecil aja. Lagian kan moyangnya dulu pernah menjahati rasulullah waktu bersembunyi di gua Tsur.

Tapi kan itu nenek moyangnya. Dia hanya penerima takdir. Masa dosa nenek moyangnya dibawa-bawa ke dia.

Akhirnya aku meraih penyikat closet dipojokan dan membuka lubang closet. Tampak si cecak kecil yan malang sedang berusaha berenang megap-megap menggapai tepian. Tapi ia tidak berhasil. Cepat aku serokkan ujung sikat itu ke dalam lubang closet dan mendorong si cecak kecil ke pinggir. Kemudian mendorongnya ke atas. Dan hap, dia selamat! Kemudian kuletakkan di pojokan bersama sikat yang kupakai buat menolongnya tadi.

Akhirnya dengan lega kuteruskan ritual mandiku dengan riang dan berharap besok-besok tidak menjumpai lagi cecak kecil di closet.


 

Friday, April 3, 2009

Amazing Mechanic; Don’t Judge the Book From it’s cover!!!

Sebelum ke kampus pagi ini aku mampir dulu di bengkel dekat rumah. There are many part of my motorbike should be repaired since I never take it to mechanic for long time. I guess it will be many errors in it. I'm not into mechanics or engineering thing like common men. I really wanna check my motorbike by myself like my friends always does actually. But unfortunately for me, I dunno any thing ho to do. Don't put the blame on me. I had been raised in a family that didn't close with the engine or machine things.

Di bengkel aku disambut oleh seorang mechanic yang masih muda. Usianya kira-kira sebaya dengan aku. He give me very good impression since I arrived there. The way he talked to me, told the condition of my motorbike stolen my heart. Seems I was served in an elite garage. Very warm. Kinda warm guy. Padahal ini "Cuma" bengkel kecil yang kelihatannya biasa-biasa aja. But it became very amazing because of this guy. Pertamnya, aku sdah salah kira. From his appearance, I thought he was not that good. Now I agree with "don't judge the book from its cover. Dia hanya memakai seragam bengkel ang sudah lusuh dan kotor banget. Pake anting-anting di telinga kiri. Tampangnya yang keras ternyata menyimpan kehangatan yang menyenangkan. Hohoho…beda banget sama Mas-mas jutek yang punya toko di samping rumah.

Mas-mas kok jutek!!! Tinggal ditambahin daster sama kerudung aja, mirip banget dah sama tokoh-tokoh antagonis di dinetron di Indosiar. Tahun 2009 ini!!! Jutek koq dipelihara!!

Mas mechanic itu ternyata bernama Roni. Aku ska banget cara kerjanya. Setiap dia menemukan kerusakan di motorku pasti dia akan ngejelasin kerusakannya apa, effeknya apa, cara mengatasinya bagaimana dan anjuran-anjuran lainnya. Aduh, sempat tukar nomor handphone pula. Katanya, biar mudah menghubungi dia kalau ada masalah dengan motorku. Sebenarnya aku nggak biasa ngasih nomor handphone ke orang yang baru dikenal. Tapi, it's oke lah buat orang ini. Hitung-hitung as a return of his excellence in serving me. Lagian, ntar aku tinggal call dia kalau ada masalah sama motor.

Banyak juga kerusakan yang harus diperbaiki di motorku siang itu. Buah ari kemalasanku untuk ngecek rutin ke Bengkel selama ini. Sekalinya servis, langsung bejibun. Duitnya juga bejibun yang habis!! Tapi senang juga, motorku jadi enak banget dipakenya. Ada kerusakan yang selama ini nggak pernah bisa diatasi sama bengkel lain, di tangan Mas mechanic aku ini beres!!