"What's in a name?
That which we call a rose
By any other name
Would smell as sweet"
Apalah arti sebuah nama.
Itu ungkapan yang sangat popular tentang nama yang amat sangat benci. Perkataan Shakespeare Sang Maestro banyak disalah tafsirkan oleh orang yang mengatakan betapa tidak berartinya sebuah nama. Padahal Shakespeare mengungkapkan itu dalam kontesk berbeda ketika menulisnya dalam Kisah Percintaan yang dibaca seluruh dunia sampai sekarang yang menurut orang bagus banget tapi menurutku pathetic. Shakespeare
menggunakan ungkapan ini karena Romeo dan Juliet tidak bisa bersatu berhubung nama belakang keduanya menunjukkan nama dua keluarga yang sudah bermusuhan selama bertahun-tahun. Sebelum membaca bukunya, saya beranggapan bahwa Shakespeare tolol sekali mengeluarkan statemen itu. Saya sempat curiga saat ituu Shakespeare sedang sangat putus asa karena namanya jelek dan diolok-olok oleh temannya dan berapologi dengan ungkapan itu karena memang banyak banyak dipakai untuk berapologi oleh orang-orang saat ini.
Bagi saya, nama adalah atribut yang sangat penting bagi seorang manusia. Bayangkan, kalau orang-orang tidak mempunyai nama atau ditandai dengan angka-angka. Bakalan ruwet dunia. Pasti sangat membosankan menghafalkan angka-angka yang sampai jutaan.
"hai 2. 768. 543. 211"
"hai, kamu salah. aku bukan 2. 768. 543. 211 tapi 2. 768. 534. 211"
Nama adalah salah satu yang membedakan seseorang dengan orang yang lainnya. Nama adalah harapan dan do'a. Nama merupakan brand yang digaungkan melalui semesta yang ditangkap oleh semua unsure di sekeliling kita dan menentukan apakah nama kita marketable atau tidak. Karena nama itu sangat penting, perusahaan-perusahaan jasa komunikasi dan advertising memasang harga tinggi untuk menentukan sebuah nama yang marketable untuk brand sebuah produk sebelum dilempar ke pasar. Karena nama itu sakral, Mulan Kwok berubah menjadi Mulan Jameela, Ahmad Dani menjadi Muhammad Dani dan banyak artis dan public figur tampil dengan nama yang megah, anggun, keren dan enak diucapkan dan di dengar. Itu semua karena berartinya sebuah nama.
Bahkan dalam penokohan karakter dalam fiksi atau pementasan teater nama memiliki peran yang amat penting untuk suksesnya sebuah karya fiksi dan pementasan.
Saya pernah punya banyak pengalaman yang disebabkan oleh nama saya.
Ketika SD sampai SMP, saya dapat scholarship yang langsung ditransfer ke rekening saya. Suatu hari saya ingin mengambil sebagian duit saya itu untuk membeli sesuatu. Ketika saya berhadapan dengan teller, petugas itu memandang curiga kepada saya dan bertanya
"apakah benar ini rekening kamu?
"benar pak. Ada apa ya?
"Nama yang tertulis koq nama perempuan?
"iya itu nama saya Pak!" Saya mulai naik darah karena nama saya dikatakan nama perempuan.
"tapi ini nama perempuan, jangan-jangan kamu bukan pemilik rekening ini"
Saya yang ketika SMP mudah sekali marah, mulai berdebat dengan petugas kantor pos itu. Petugas itu tetap tidak percaya dan tidak mau mencairkan uang saya. Saya hamper mau menangis arena marah sampai akhirnya datang petugas yang lain dan menjamin kalau saya tidak mungkin menipu. Walaupun saya bisa mencairkan uang saya, saya tetap dongkol dan sakit hati.
Sepulang dari kantor pos, saya mendesak ibu saya agar nama saya dirubah. Tapi ibu saya tidak mau dan tetaplah nama itu melekat erat pada diri saya.
Pengalaman kedua masih ketika masa SMP juga. Waktu itu saya mengikuti pelatihan pengurus OSIS di sebuah hotel di kota saya. Di hari terakhir pelatihan, sertifikat dibagikan kepada peserta. Ketika mengambil milik saya, saya kaget karena yang terpampang di sertifikat saya adalah foto cewek lengkap dengan pita dan kucir dua yang panjang. Ternyata panitia mengira pemilik sertifikat adalah perempuan karena meilhat namanya.
Kembali saya merengek-rengek kepada orang tua saya agar nama saya diganti atau paling tidak ditambah sepotong nama yang "laki" banget. Tapi orang tua saya tetap bersikukuh bahwa tidak ada yang salah dengan nama yang saya miliki.
Akhirnya saya pun mulai menerima nama saya dengan segala tragedi yang masih tetap sering menyertainya. Pun ketika kuliah, ketika dosen memanggil nama saya dan melihat kea rah kelompok kursi mahasiswi, saya dengan lantang menjawab sambil melambai-lambaikan tangan.
"I am here Sir!!!
Apalah arti sebuah nama?
Jawabannya adalah nama adalah segalanya. Seseorang bisa saja gagal karena sebuah nama. Nama yang 'kurang bagus' akan membuat sesorang tidak pede tampil di muka umum karena tidak mau nama buruknya disebut-sebut di depan umum. Seorang anak yang namanya diolok-olok oleh temannya akan memberikan dampak psikologis yang buruk kepada si anak; rendah diri, pemalu, pendendam dan tidak ingin tampil menonjol. Itu bukan dari teori psikologi, tapi hasil pengamatan saya bergaul selama hamper dua puluhan tahun bersama anusia-manusia lainnya sejak saya kecil dulu. Kalau ada ungkapan "batas bahasaku, batasa duniaku", maka aku melihat nama bisa membatasi dunia seseorang.
So, how dare people say; apalah arti sebuah nama.
It's absolutely everyting!!!