Belakangan ini saya suka menonton drama jepang. Pada dasarnya, saya memang paling suka tontonan yang bergenre drama. Dalam dua bulan ini saja saya sudah menamatkan dua drama seri sekaligus. Yang teralhir malah saya selesaikan dalam waktu kurang dari 12 jam. Dua drama seri yang saya tonton itu adalah; My Boss my Hero dan Dragon Zakura. Mengapa saya begitu suka menonton drama jepang? Jawabannya simple, drama jepang mengandung banyak filosofi kehidupan dan nilai-nilai positif. Serial yang saya sebutkan tadi kedua-duanya bertema pendidikan. Saya sangat terkesan dengan cara mereka menyampaikan pesan lewat drama-drama itu. Drama-drama itu mengingatkan saya akan banyak hal dari literature-literatur yang saya baca.
Ketika menonton dragon Zakura misalnya, saya langsung teringat buku Re-code your Change DNA dan Toto Chan. Buku yang pertama adalah tentang bagaiman melakukan pembaharuan dengan strategi "re-code Your Change DNA". Apa yang terjadi dalam film itu, persis sama seperti yang digambarkan oleh Rhenald Kasali daalam bukunya itu. Ketika melakukan perubahan, kita akan menghadapi banyak resistensi. Resistensi dari orang-orang yang sudah terbiasa dengan kehidupan dan gaya hidup lama mereka. Drama ini menggambarkan dua hal sekaligus; yang pertama adalah bagaimana strategi merubah persepsi. Yaitu mengubah persepsi anak-anak SMU Ryuzan yang sudah terlanjur percaya bahwa mereka ditakdirkan untuk menjadi idiot dan tidak mungkin diterima di masyarakat apalagi bisa menembus ujian masuk Todai (Tokyo university) yang menjadi symbol pencapaian seorang pelajar di Jepang. Persepsi yang kedua adalah persepsi masyarakat yang terlanjur sudah melegitimasi bahwa anak-anak Ryuzan adalah "sampah" sehingga mereka pantas untuk menerima diskrminasi dalam banyak hal dalam masyarakat. Seperti dalam kasus ketika Hideki bertengkar dengan anak SMU Shumaken, sebuah SMa favorit yang meloloskan 50 orang siswanya setiap tahun ke Todai. Walapun Hideki nyata-nyata tidak bersalah dan anak SMU Shumaken itu lah yang bersalah tapi polisi langsung menetapkan Hideki bersalah hanya karena dia siswa SMU Ryuzan.
Drama ini mengisahkan tentang seorang pengacara miskin mantan anggota geng motor Sakuragi Kenji (Abe Hiroshi) yang ditugaskan untuk menangani sebuah SMA "idot", dengan ideks nilai rata-rata 36 dan kemungkinan diterima di Universitas hanya 2% dan belum ada satupun alumninya yang diterima di Todai. SMU ini terlilit hutang dan asetnya terancam diambil alih oleh debitur. Awalnya pengacara ini menerima tawaran untuk menangani SMU Ryuzan untuk menjadi batu lompatan karir. Ia berharap setelah berhasil menangani kasus ini ia akan dikenal public secara Nasional yang kemudian secara otomatis akan membawa namanya menjadi pengacara paling diperhitungkan di Jepang. Akan tetapi pikirannya berubah beberapa hari dia melihat langsung kondisi SMU Ryuzan. Ditambah lagi, ia sperti melihat masa lalunya dalam sosok-sosok anak Ryuzan itu. Kepribadian Sakuragi yang menyukai tantangan membuat dia berpikir kalau dia bisa memulihkan nama Ryuzan; menghapuskan persepsi "idiot" yang sudah melegitimasi baik itu persepsi public maupun persepsi warga Ryuzan sendiri. Strategi yang paling mungkin dan paling cepat adalah; MELOLOSKAN 5 ORANG SISWA DALAM TES MASUK TODAI.
Tentu saja pemikiran itu ditentang oleh semua guru dan direksi sekolah yang sudah terlanjur percaya bahwa masuk Todai bagi anak-anak SMU Ryuzan adalah mimpi yang terlalu muluk. Mereka mengatakan Sakuragi adalah penjual mimpi. Para guru itu berusaha menyingkirkan Sakuragi dari SMU Ryuzan dengan berbagai cara. Bahkan mereka tidak pernah bermimpi untuk bisa masuk Todai. Akan tetapi Sakuragi sudah bulat tekadnya, ia tidak akan mundur sedikitpun. Kepada para guru yang menentang itu ia menyodorkan dua pilihan. Ia akan menyelesaikan pekerjaannya secepatnya dan mengalihkan kendali Smu Ryuzan ke tangan kreditur dengan konsekuensi semua guru akan kehilangan pekerjaanya atau membiarkan ia menjalankan strateginya; membentuk kelas khusus untuk persiapan menghadapi test masuk Todai. Para guru itu mau tidak mau harus membiarkan Sakuragi Kenji menjalankan strateginya walaupun mereka terus berusaha mencari cara untuk menyingkirkan Sakuragi. Akhirnya Sakuragi menantang mereka dengan taruhan. Kalau ia tidak bisa mendapatkan lima siswa untuk kelas intensivnya ia akan keluar secara sukarela dari sekolah itu akan tetapi kalau sebaliknya ia mendapatkan lima siswa atau lebih para guru tidak boleh mencampuri urusannya dalam menjalankan strateginya. Deal!
Ternyata untuk menndapatkan siswa yang bersedia belajar di kelas intensive persiapan masuk today tidaklah mudah. Mereka terlalu takut untuk sekedar bermimpi untuk masuk Todai. Mereka sudah tenggelam dalam persepsi mereka yang dibentuk oleh lingkungan sekeliling mereka bahwa mereka idiot. Persepsi yang kemudian membuat mereka benci dengan sesuatu yang berbau Todai dan sesuatu yang berbau belajar. Tapi bukan Sakuragi namanya kalau ia menyerah. Bukan pengacara kalau tidak punya strategi. Bukan mantan anggota geng motor kalau caranya tidak unik dan tidak lazim. Sakuragi tahu dalam lubuk hati anak-anak yang dicampakkan itu mereka punya harapan. Persepsi yang berubah menjadi legitimasi itulah yang menelan harapan itu sehingga anak-anak itu tidak berani menampakkan harapan itu.
Murid pertama adalah Yajima Yusuke (Tomohisa Yajima ), seorang pemain saxophone dalam band yang terdiri dari anak-anak Ryuzan juga. Tipikal anak temperamen dengan dandanan harajuku yang harus menelan kenyataan pahit bawha ayahnya meninggalkankeluarga karena dililit hutang sehingga asset keluarga mereka disita. Yajima adalah protype Sakuragi remaja; keras kepala dan nekad namun sangat bertanggung jawab. Sakuragi melihat hutang yang melilit keluarga Yajima sebagai peluang untuk menarik dia ke dalam kelas intensive yang dia buat. Dia menawarkan kepada Yajima untuk melunasi hutang-hutangnya dengan syarat Yajima mau masuk kelas intensive. Tentu saja yajima menolak. Dia tidak mau dibeli. Tapi pada akhirnya dia harus menerima kenyataan bahwa dia tidak mungkin membayar hutang keluarga yang begitu besar.
Bergabungnya Yajima disusul oleh lima siswa lainnya dengan motif berbeda-beda. Ogata Hideki (Koike Teppei) dan Kosaka Yoshino (Aragaki Yui) misalnya. Hideki masuk kelas intensive karena Yajima sahabat dan anggota bandnya meninggalkan band dan masuk kelas itu. Sedangkan Kosaka, dia tidak ingin selalu bersama-sama dengan Yajima yang menjadi pacarnya. Kobayashi Maki (Saeko) bergabung karena ia berpikir dengan masuk Todai ia akan bisa menjadi selebriti terkenal dan menyaingi temannya yang sangat menyebalkan itu. Sedangkan proses bergabungnya Mizuno Naomi (Nagasawa Masami) lumayan alot, hamper serupa dengan Yajima. Yang bergabung paling akhir adalah Okuno Ichiro (Nakao Akiyoshi) yang mempunyai saudara kembar siswa SMU Shumaken yang sangat pintar dan malu mengakui ia sebagai saudara karena ia bersekolah di Ryuzan.
Hal pertama yang dilakukan Sakuragi adalah membuat "Spesial Camp" untuk merubah gaya hidup mereka gar mereka siap mengikuti "Special Advance Class" nama kelas intensive yang ia buat. Dari sinilah kemudian proses belajar anak-anak kelas khusus ini dimulai. Proses belajar yang jauh dari cara konvesional. Belajar yang keras dan menyiksa pada awalnya namun membuat mereka ketagihan setelahnya. Cara Sakuragi memotivasi anak-anak itu sungguh keren. Eksentrik namun ampuh. Ia hanya menunjukkan kail. Anak-anak lah yang membuat keputusan untuk apakah mengambil kail itu dan memancing denganya atau tidak. Pada akhirnya mereka bukan hanya belajar abagaimana menyelesaikan soal test masuk Todai. Mereka belajar tentang totalitas, pilihan hidup, persahabatan, menghargai dan yang paling penting percaya akan kemampuan mereka sendiri. Belajar yang embuat mereka menjadi orang yana sama sekali baru bukan lagi idiot yang tidak diperhitungkan di masyarakat.
Sakuragi mendatangkan guru-guru yang semuanya nyentrik. Ada Mathemathic Demon, Guru Bahasa Inggris yang pelayan di Philipina Bar yang mengajar dengan menggunakan lagu-laagu barat, guru fisika yang mengajar dengan menggunakan manga yang lucu-lucu dan guru bahasa Jepang yang menggunakan manga. Mereka semua mengajar dengan cara yang unik namun sangat mudah diterima. Sementara para guru mengajar, Sakuragi tetap mendampingi mereka.
Kata-kata yang paling saya ingat adalah perkataan perpisahan Sakuragi di bawah pohon Sakura; Dalam ujian hanya ada satu jawaban yang benar akan tetapi dalam hidup berbeda, ada banyak pilihan yang benar. Mau masuk today itu juga pilihan yang benar, mau belajar sendiri di rumah juga pilihan yang benar, mau bermusik dan olahraga itu juga benar.
Apakah mereka semua kemudian lolos test masuk Todai dan meruntuhkan persepsi masyarakat tentang SMU Ryuzan? Tonton sendiri dramanya!
Drama ini penuh dengan konflik. Konflik psikologis maupun konflik antar tokoh. Tapi jangan membayangkan anda akan melihat konflik seperti sinetron Indonesia. Tidak ada sama sekali konflik seperti itu. Hampir 90% isinya adalah strategi belajar menghadapi test masuk Tokyo University (Todai). Hampir semua materi Quantum Learning masuk kesini. Tapi tentu saja tidak membosankan karena sangat kaya dengan ramuan konflik dan penyelesaian yang sangat cerdas dan nyentrik.
Menurut saya drama ini masuk kategori wajib tonton bagi para guru, siswa, yang mau menghadapi test maupun buat siapa saja yang ingin melakukan perubahan. Sama wajibnya dengan membaca Toto Chan, novel karya Tetsuko Kuroyanagi yang menjadi bacaan wajib pelajar di jepang.
Ujian adalah dialog. Dialog dengan orang lain dan dialog dengan sendiri. Peserta ujian yang lain bukan musuh. Jangan pikirkan mereka.