Kemarin sore saya berbuka bersama dengan Kak Dian dan Mbak Nita. Sudah satu bulan ini kita sepakat untuk terus menjaga puasa Senin-Kamis dan berusaha untuk berbuka bersama. Setelah mutar-mutar cari dompet dan tas, kita berlabuh di Salt and Pepper. Sebenarnya rencana awal kita mau berbuka di Pempek Palembang, tapi begitu di ujung escalator ada x-banner promosi dari Salt and Pepper, kita (lebih tepatnya duo mak-mak itu) sepakat untuk makan di Salt and Pepper saja. Saya sih setuju saja, soalnya belum ada satu pun diantara kita yang pernah makan di tempat itu.
Instead of berzikir dan tilawah untuk menunggui berbuka puasa, kita malah sibuk berdebat mana yang lebih cantik shanty dan Mulan Jameela. Menurut saya mulan Jameela itu sama sekali tidak cantik. Menurut mereka justru Shanty lah yang tidak cantik. Eh, si Mbak Nita nyeletuk pula kalau Ariel nya Luna Maya itu ganteng. Hah? Terang saja saya kesedak. Nggak ada satu unsurpun dari Aril yang membuat dia berhak dibilang ganteng kecuali karena dia laki-laki. Menurut saya yang cakep itu si abang Marcel Siahaan, Surya Saputra, Ari Sihasale dan Ario Bayu. Pokoknya intinya kita tidak berdzikir deh.
Perdebatan siapa ganteng dan siapa cantik yang bergaya anak ABG labil itu terhenti ketika mata saya tertumbuk kepada seorang bapak-bapak yang tengah asyik menekuri laptopnya di depan sana. Usianya sepertinya telah memasuki kepala lima tapi tampangnya masih segar dan penampilannya menarik. Ia mengenakan Polo T-shirt warna biru strip putih dan blue jeans serta sandal jepit. Sangat santai. Akhirnya perhatian kita semua tertuju kepada bapak yang tengah asyik dengan laptopnya itu.
Saya : kalau saya sudah tua nanti saya mau seperti bapak itu.
Mbak Nita : ????
Saya : Saya mau tetap akrab dengan laptop, tetap setia sama blue jeans, dan tetap suka nongkrong sendiri di kafe! Pasti bapak initipe orang yang kalau bertemu bawahan suka menyapa akrab sambil nepuk-nepuk pundak.
Mbak Nita : (Angguk-angguk kepala)
Saya : Lihat, dia familiar loh sama lagi yang sedang diputar itu ( lagunya Sherina sedang mengalun di Salt and Pepper). Igh…dia beneran keren banget deh!
Saya tengah mengarahkan kamera saya kea rah bapak itu ketika tiba-tiba dia menoleh ke arah saya. merasa tertangkap basah saya melengos malu. Mbak Nita nyuruh saya minta izin langsung saja sama bapak it uterus kenalan dan ngobrol-ngobrol. Hah? Tidak! Saya malu. Tapi lama-kelamaan saya semakin penasaran dengan bapak gaul kami itu. Apalagi dia mulai merokok. Asap rokoknya mengepul berputar-putar di depan mukanya membuatnya semakin menarik.
Berapa kali saya membatalkan untuk menghampirinya walaupun saya sudah berdiri dari tempat duduk saya. Rasa penasaran itu akhirnya mengalahkan semua malu dan sungkan saya. dengan sedikit grogi saya menghampiri bapak itu. Mbak Nita dan Kak Dia hanya melongo melihat saya yang tiba-tiba melesak kea rah om itu. Saya tidak tahu apa yang merek apikirkan.
"permisi Om" saya menyapa dengan senyum lima jari terpasang di muka
"Iya" si om keren mengalihkan muka dari laptopnya dengan senyum yang sangat simpatik.
"saya boleh mengambil foto Om nggak" saya bertanya dengan harap-harap cemas.
"Saya kan sudah tua"
"Nggak apa-apa Om! Boleh ya" saya merasa dia tidak menolak sama sekali
Si Om keren menganggukkan kepala sambil tetap tersenyum.
Saya segera menyiapkan kamera dan menarik kursi di dkat om dan mulai bekerja dengan kamera saya. Si Om itu tetap dengan gayanya yang membuat penasaran tadi. Tia seolah-olah tidak peduli dengan kamera yang tengah menyorot ke arahnya. Tapi saya bisa menangkap kalau dia sebenarnya sangat sadar kamera. Gerakan tangannya memegang rokok dan menghisapnya sebenarnya adalah sebuah pose yang tengah dia buat tapi tidak kentara.
Jepret, jepret, jepret!
Setelah mengucapkan terima kasih kepada model om keren itu saya segera kembali ke meja saya dengan senyum kemenangan yang disambut tawa sama Mbak Nita dan Kak Dian. Mbak Nita memberondong saya dengan pertanyaan penuh rasa penasaran. Saya teteap tersenyum-seyum sambil memperlihatkan hasil jepretan saya.
Inilah om keren model saya sore itu. Sebenarnya lelaki dengan tampilan fisik seperti ini banyak kita temukan di mana-mana. Akan tetapi pembawaannya benar-benar berbeda dan membuat penasaran. Kharismatik? Tenang? Atau memang sangat kebapakan? Ah, seperyinya gabungan ketiga-tiganya.