Sunday, June 7, 2009

Sakit, Sahabat, dan Empati



Orang bijak bilang kalau sakit adalah masa dimana kita diberi kesempatan untuk istirahat dan mengevaluasi diri. Kata agama pun penyakit adalah penebus (meringatkan/menggugurkan) dosa-dosa. Semacam kompensasi begitu lah.

Ditimpa cobaan sakit ketika jauh dari sanak keluarga yang tempat biasa kita mengadu dan berbagi membuat penyakit yang diderita semakin dobel penderitaannya. Kalau tidak punya mental yang kuat, bisa-bisa sakit psikis menjadi bonus penyakit yang diderita.

Ketika SMA dulu, pernah Malaria Tropikana menyerangku ketika awal tahun aku sekolah. Sekolah di boarding school kelihatannya memang banyak teman. Tinggal satu komplek dengan ribuan pelajar lain dan di sekolah bertemu dengan mereka lagi. Tetapi kalau mau melihat yang mana friend dan yan mana true friend lihatlah ketika anda sakit. Setidaknya itulah pengalaman yang aku alami. Teman-teman yang biasanya lengket ketik sehat dan bersenang-senang hilang entah kemana begitu aku sakit. Hanya satu dua yang benar-benar peduli. Malah, yang selama ini "kurang dianggap" itulah yang tulus menemani ketika aku sakit.

Memang teman bukan obat dalam ilmu medis. Tapi kehadiran sahabat dan saudara yan tulus setidaknya membuat kita kuat menhadapi cobaan penyakit yang ditimpakan tuhan. Kita merasa tidak sendiri. Motivasi dan sugesti yang mereka berikan membuat kita kuat melawan penyakit. Banyak penyakit yang terkalahkan oleh sugesti. Walaupun mereka tidak datang menjenguk dengan parcel buah di tangan, empati dan simpati mereka rasanya cukup. Kepedulian tidak bisa datang ketika kita sendiri selama ini tidak peduli. Kepedulian yang datang hari ini adalah kepedulian yang kita berikan kemarin. Kita jadi tahu sejauh mana usaha kita bersosialisasi ketika sakit. Setidaknya dengan kepedulian dan empati yang datang kepada kita, kita jadi tahu sebanyak apa empati dan simpati yang telah kita berikan kepada orang lain. Memang bukan ukuran yang akurat.

Hari ini, seorang sahabat sedang diberi waktu untuk istirahat sejenak dari rutinitasnya oleh Yang Maha Kuasa. Ia tengah diuji kekuatan dan kesabarannya. Seorang sahabat yang tegar dan jarang mengeluh. Salah satu hal yang aku kagumi darinya. Dengan waktu istirahat yang sangat amat minim, ia adalah seorang pemimpin aktvis pergerakan di kampusnya dengan kegiatan seabrek selain kewajibannya untuk kuliah. Bayangkan, dengan jadwal kuliah di Arsitektur yang padat dan tugas yang menumpuk, dia masih harus bekerja malam harinya sampai pagi untuk membiayai kuliah dan biaya hidup sehari-hari. Dia sudah mandiri sejak semester awal perkuliahannya. Apakah engkau mengira sahabatku ini seorang yang berwajah letih dengan karena beban yang ditanggungnya? Atau barangkalai engkau membayangkan seorang dengan pakaian lusuh dan penampilan tidak terawat?

Engkau salah! Engkau salah menduga sebab ia adalah seorang dengan paras berseri dan dandanan yang rapid an penampilan terawat. Dia masih sempat untuk bermain teater disela-sela kepadatan aktifitasnya. Ia masih sempat berkumpul bersama sahabatnya untuk memetik gitar dan mendendangkan lagu untuk menghibur diri. Tidak salah kan kalau aku kagum padanya?

Tapi kali ini sobat, tampaknya reminder dalam dirimu sudah berbunyi. Tanda kau untuk beristirahat sejenak. Peringatan bagimu untuk menyeimbangkan aktivitasmu. Tentu saja aku mudah saja sok member nasihat begini karena itu tak terjadi padaku. Penonton memang selalu lebih mudah berkomentar.

Get well soon my brother. Syafakallah akh Wafin…

6 comments:

  1. Betuk..tida mudah mengeluh....itu yg memang terlintas dlm benakku ketika ingat Saudara ku yg satu ini...
    syafakallah akhi....
    Qt akan slalu membantu ant....se mampu qt...

    ReplyDelete
  2. Hidup Adalah Pengorbanan dan Kumpulan Sikap-sikap
    http://kpk2007.wordpress.com

    ReplyDelete
  3. ketiks qt berkata "aduh" ternyata tanpa disadari 4 kata itu mampu mengikis iman yang jatuh bangun qt pegang selama ini.
    sepertinya akhi wafin sangat phobia dengan "aduh".
    allahu yasyfi akhina wafin. af1 jika hanya do'a yang dihadirkan.

    ReplyDelete
  4. eh katanya akh wafin dah sehat ya, alhamdulillah...

    ReplyDelete
  5. iya, alhamdulilah, akh wafin dah sembuh

    ReplyDelete

Whaddaya think?