Wednesday, September 28, 2011

A journey; Finding What I Love and What I Really Want



Duduk bersandar di sofa kafe ini, saya menerawang mencoba menyatukan titik-titik yang telah saya lalui dalam hidup. Titik-titik yang mengantarkan saya pada saya yang sekarang; seorang laki-laki muda seperempat abad yang masih gelisah mengejar mimpi-mimpi. Gamang pada kenyataan. Namun, saya tetap mencoba untuk melihat ke depan dan menggapai apa yang seharusnya saya gapai.

Bukan satu kali ini saya merasa gamang dan stuck seperti ini. Ini yang ke sekian kalinya. Bahan sebelum-sebelumnya saya pernah tenggelam dalam galau yang amat dalam dengan deraian air mata yang saya coba lampiaskan dengan berbagai cara. Kalau saja saya hdup dengan pikiran mainstream nan bersahaja, saya seharusnya merasa sangat bahagia dan tenang dengan apa yang saya dapatkan dan saya jalani dalam hidup saya sekarang. Saya hanya merasa galau dan merasa harus berada dalam satu titik dalam hidup saya yang sudah saya impikan sejak dulu.

Saya tidak tahu, apakah Tuhan memang mengumpulkan orang galau dengan orang galau lain. Tapi mungkin memang begitu. Atau saya harus percaya pada law of attraction; galau menarik galau yang lain, orang galau menarik orang galau yang lain. Sahabat saya ternyata tengah merasakan hal yang sama. Seorang sahabat yang telah saya anggap sebagai saudara atau lebih tepatnya soulmate.

Dalam rangka mengusir galau, kami sepakat untuk bersekutu dalam sebuah perjalanan backpacking extreme kea rah timur Indonesia. Kami tidak tahu kami akan mencapai titik sebelah mana. Tapi kami sudah bulat untuk melakukan perjalan dengan sepeda motor mencoba menyelami makna hidup, melihat permasalahan dari sisi berbeda. Seperti kata para ahli strategi; ketika mempunyai masalah, keluarlah dan coba lihat permasalahan dari luar.

Sebenarnya tidak harus keluar dengan melakukan perjalanan, tapi hasil obrolan dan curhatan kami, kami harus melakukan perjalanan untuk membicarakan hidup kami, masa depan kami, mengevaluasi ulang langkah-langkah kami dan melihat kembali titik-titik yang telah kami lewati untuk dihubungkan menjadi sebuah peta perjalanan yang lebih memandu. Kami akan membicarakannya di cafĂ©-kafe di tepi pantai di Bali mungkin. Atau di atas pasir di Lombok. Atau mungkin di atas puncak sebuah bukit di Sumbawa. Kami sengaja tidak merencanakan perjalanan yang detail; kami hanya akan berjalan semampu kami ke   arah timur. Perjalanan ini mungkin tidak dramatis seperti film Eat, Pray and Love. Tapi rangkuman perjalanan ini adalah dalam kerangka topic; I’ve got to find what I love and What I really want!

Insya Allah, dalam perjalanan kami, kami akan mengupdate melalui social media dan blog kami masing-masing. 

No comments:

Post a Comment

Whaddaya think?