Sunday, July 8, 2012

Saya Hedon?

Beberapa hari yang lalu, saya bercakap-cakap dengan beberapa teman yang juga murid saya. Mereka yang awalnya datang untuk minta dibimbing untuk persiapan ujian TOEIC, berujung pada percakapan seru ngacir ngumpul kemana-mana. Niat awal terlupakan. Katanya sudah nggak mood lagi buat belajar. Sampai pada satu bagian perbincangan yang membuat saya terhenyak. Salah satu dari mereka bilang kalau hidup saya hedon. Pendapat ini diamini oleh yang lain.

 Hah? Saya hedon?
Saya tidak membela diri sedikitpun dan malah menanyakan alasannya mengapa saya dibilang hedon.

Nongkrong di kafe? Owh, itu toh. Branded things.ah, I see. Bolak-balik ke Bali dan Jogja. Having High end gadget. Itulah beberapa alasan yang membuatnya mengatakan saya hedon. Really, saya tidak pernah menginginkan kehidupan yang hedon. Malah, menurut saya, saya menghindarinya.

Cafe culture.
Entah sejak kapan saya menyenangi duduk di sofa empuk sebuah cafe dengan cangkir besar latte atau hot chocholate. Akan tetapi, saya akan nongkrong di kafe kalau memang saya punya alasan yang kuat. Misalnya, saya sedang sangat suntuk dengan tumpukan deadline pekerjaan. Maka, saya akan membawa tumpukan pekerjaan saya ke sana. Masalahnya, saya sering ditumpuk deadline sih. Saya ke cafe juga ketika saya ada pendapatan yang di luar dari biasanya. Saya juga nongkrong di sana, kalau ada tamu istimewa atau sahabat-sahabat pada sedang ngumpul. Masalahnya, sahabat saya banyak:). Dan saya juga ngafe untuk menyenangkan saudara saya yang baru datang dari kampung.

Branded things
Hahaha ha! Saya nggak branded minded kok. Lagian dompet saya nggak level untuk barang-barang branded. Saya juga masih waras untuk tidak membeli sepasang sepatu yang harganya satu semester SPP sekolah master. Saya hanya berusaha membeli pakaian yang durable dan nyaman. Saya Juga bukan tipe orang yang menumpuk-ngumpul pakaian mengikutintrend mode. Saya hanya menyambangi Levi's store satu atau dua kali setahun. Saya berusaha untuk hidup dengan hal yang sedikit tapi berfungsi maksimal. Nah, karena pakaian saya hanya sedikit, saya membeli yang agak mahal menurut kebanyakan orang. Percaya deh, ada harga ada barang. And i buy the value.

High End Gadget
Owh tidak. Saya beli Blackberry setelah dibujuk bolak-balik oleh sahabat saya yang katanya dengan benda itu pekerjaan saya lebih maksimal. Saya juga lebih mudah dihubungi katanya. Sebelumnya, hape saya buatan China loh. Yes, everything come from China! Kalaupun saya sekarang punya 'talenan mahal', itu karena saya terkagum-kagum dengan sosok penemu dan tokoh band ini. Saya terkagum-kagum dengan 'stay hungry and stay foolish' beliau. Dan saya nabung lama untuk itu.

Travel Bolak-balik
Saya suka traveling. Sangat suka. Dan saya boleh berbahagia karena pekerjaan saya sering menyaratkan saya untuk terbang ke sana-sini. Tambahan lagi, beberapa kali belakangan ini, peta nasib membawa saya untuk sering jalan ke Bali.

But.... Sebenarnya saya ini orang yang sangat sederhana alias jauh dari kata hedon.hehehe.. Saya memilih untuk berkebun sebagai sarana pelepas penat dari pekerjaan. Murah dan produktif kan? Jepretan sana sini pakai DLSR juga sudah cukup membuat saya senang. Nggak perlu keluar uang kan? Makan? I Love tempeeee! Ini adalah makanan murah meriah dengan gizi tinggi. Intinya, saya tidak hedon kok. Saya malah sedang berusaha live with less and tri to enjoy every Single little moments. Enjoy doing everything.

Tapi... Celetukan teman tadi juga sangat saya hargai. Saya senang malah. Artinya, saya diingatkan untuk merenungi kembali hidup yang saya jalani, is it the right way? How's your life?

No comments:

Post a Comment

Whaddaya think?