Monday, March 30, 2009

Membaca (Two Bloody Gym Insctuctors Moron)

Salah satu anugerah yang dmiliki oleh makhluk adalah kemmpuan membaca.

Betapa girang orang tua kita ketika mereka tahu kita sudah bisa membaca tulisan-tulisan besar dan tebal yang kita eja dengan antusias di buku bergambar warna-warni pada saat kita kanak-kanak. Walaupun tertatih. Kegirangan mereka mengalahkan kegirangan pencari harta karun yang menemukan bongkahan bohemian crystal.

Dan kita dengan bangga bercerita kepada teman-teman sepermainan. Aku sudah bias membaca.

Membaca sesuatu yang tampak adalah perkara mudah yang bias dilakukan oleh setiap orang yang tidak buta huruf. Tetapi membaca sesuatu yang abstrak perlu kepekaan dan kerendahan hati untuk mau mengikuti kata hati. Kalau boleh saya katakan banyak orang yang sensitive tapi tidak empatik. Tapi banyak pula orang yang tidak sensitive sama sekali.

Ketika teman dating kepada kita mengeluhkan segala permasalahannya, ia atang bukan hanya untuk didengar. He needs a help!! Mungkin dia tidak langsung mengatakan kalau dia butuh bantuan. But asa a human you can feel it. Yah, seperti kita sendiri ketika sedang dirundung permasalahan. Dimengerti dan dibantu dengan ikhlas dalam kondisi seperti itu rasanya adalah kebahagiaan yan sangat besar bukan?

Paling sebal kalau berhadapan dengan orang yang nggak bisa "membaca".


 

Yesterday was my third day of my workout.

I was sleeping when my matesAbel came and woke me up to go to gym that afternoon. In usual day, we go gym after maghrib and end up at 8.00 pm. It was fridayand gym closed at 6.00 pm.

Gym nggak terlalu ramai ketika aku n abel sampai. Ada berapa orang yang sedang di Bench press dan beberap yang lain sedang melatuh dada. Aku segera menuju ke RPM setelah pemanasan meregangkan otot-otot yang masih sakit Karena belum terbiasa. Dengan semangat aku RPm sekitar 10 menit dan berniat ngelanjutin kealat di sebelah RPM. But there was that two gym boy (what to call?), yang asyik bermain PS sehingga menghalangi aku yang ingin make itu alat. Satu orang duduk di atas alat buat ngelatih betis (gw nggak tahu nama kerennya apa) dan satu orang lagi duduk di press bench. Otomatis, empat alat terhalang sama mereka. Padahal dua diantaranya pingin aku pake. Aku mencoba menarik perhatian mereka dengan mendehem dan meregangkan tangan setelah meloncat dari RPM dan berdiri di depan mereka dengan sikap ngantri. Harapannya mereka bakal menyingkir adan menyelesaikan permainannya. Eh, mereka malah makin asyik teriak-teriak sambil tetap menatap monitor TV setelah mengankat kepala sejenak setelah aku mendehem tadi. Iya, gw batuk!! Semua tahu itu, but I mean I ask you to give me way, you Bloody moron!!

Ugh, pengen gw gampar!!!

Honestly, dari awal masuk ke gym aku sudah irritated melihat meeka bermain PS memakai fasilitas gym dan menghalangi customers buat memakai alat.

When you named yourself an instructor, what cross in my mind is you will help us when we need an assistance. At least, kasih kita kenyamanan buat exercise karena kita sudah bayar dan percaya kalau ngegym di tempat kalian itu comfortable. Comfort di kantong dan konfort pulangeymnya.

Apa perlu aku ngomong;

"mas, permisi, saya mau pake alatnya, mas bias nyingkir dulu?"

Aduh, you are not a 5 years old!! In my humble opinion, you are mature enough and has a lot of knowledge and experiences on how to behave. Dean tentu kalian paham kan kalau alat itu buat exercise bukan buat diduduki untuk main PS!!!

Aduh, pengen muntah aku melihat ekspresi norak mereka yang teriak-teriak pas main gym. Pengen rasanya muntah di muka mereka n' ngomong

Heh, Tololl!!! Aku mau latihan!!! Menyingkir lo bedebah!!! Penuh-penuhin bumi aja!!! Cih..!!!

Sayangnya
badan mereka gede-gede. Secara instruktur gym.

In the end, I skip 3 sets of my gym session dan make alat yang lain dengan dongkol. Mood gw hilang gara-gara dua bedebah itu. Go to hell you blody moron!!!


 

No comments:

Post a Comment

Whaddaya think?