Kemarin sore aku masih sempat nonton Boys Before Flower, drama korea yang ketika awal nonton aku nggak tahu judulnya. Dulu sempat direcomend oleh seorang
Abang yang lagi kuliah di Jepang. Sempat penasaran sih, tapi nggak kesampaian terus nyewa VCD nya. Nah, ketika aku sedang strick banget nulis skripsi, aku iseng-iseng nonton tengah malam buat selingan. Pindah-pindah channel dan tertarik ketika melihat ada drama korea yang aku baru tahu setelah tiga kali nonton kalau itu Boys Before Flowers.
Episode kemarin sore berceita tentang Junpyo, lelaki super dingin yang sulit mengungkapkan cintanya dengan wajar, memberikan kalung kepada Jandi gadis yang sangat dicintainya tapi sering berantem karena ekspresi cinta Junpyo yang sering menyakitkan Jandi. Kalung itu adalah kaung yang tidak ada duanya di dunia karena didesain sendiri oleh Junpyo. Dia memberikan kalung itu di lobby hotel dengan latar belakang lampu kota yang sangat indah. Kalung itu ditaruhnya di kantong jaket yang dia pakaikan ke Jandi untuk menahan udara musim dingin yang sangat menusuk. Setelah itu jeng Di dimintanya untuk memasukkan tangannya ke kantong jaket biar tidak kedinginan. Junpyo, merasakan ada benda di katong jaket itu dan mengeluarkannya. Dengan keluguan seperti biasanya, Jandi berkata
"aku tahu kadang-kadang seleramu suka aneh. Tapi untuk apa kamu mengoleksi kalung ini. Ini kan untuk perempauan?
"Gadis bodoh!! Itu buatmu. Kau pakai ya? Itu kalung yang sangat mahal dan tidak ada duanya di dunia ini.
"tidak ada duanya?
"iya, itu aku desain sendiri. Kamu harus tetap memakainya dan jangan kau hilangkan lagi. Awas..!!
Nyatanya kalung itu hilang keesokan harinya ketika Jandi main ski. Sebenarnya bukan hilang sih, tetapi diambil oleh Ginger dan komplotan gadis yang iri akan kedekatan jung did an Junpyo yang kaya raya dan selebritis di sekolah itu. Gadis-gadis itu pura-pura menolong Jandi yang terjatuh ketikabermain ski dan tanpa disadari oleh Jandi salah seorang dari mereka merenggut kalung itu dari lehernya. Jandi baru menyadarinya ketika sahabatnya menanyakan kalung itu ketika mereka makan malam di hotel.
Ginger dan komplotannyamemprovokasi Junpyo dengan mengatakan kalau Jandi sengaja meninggalkan kalung itu di hutan dkat tempat main ski karena di tidak benar-benar cinta pada gu Jong Pio.
Sebenarnya Gu Jong Pio tidak termakan oleh omongan gadis-gadis itu. Tapi ia marah juga pada Jung di yang dianggapnya tidak meghargai pemberiannya. Ia mendatangi ung Di di kamar yang sedang panic mencari kalung itu. Ia marah besar walaupun Jandi sudah meminta maaf dan menjelaskan semuanya.
Ginger dan komplotannya berpura-pura prihatin atas kehilangan kalung Jandi dan memberitahu kalau ada karyawan tempat bermain ski yang menemukan kalung itu. Jung di nekat menembus hamparan salju yang luas untuk menemui karyawan hotel yang dikataka oleh Ginger dan komplotannya tadi.
Berjalan di tengah salju pada malam hari tentu saja bukan ide yang bagus. Jandi pingsan di tengah hamparan salju karena dingin yang begitu mendera. Untunglah Junpyo yangtidak menemukan Jandi di kamarnya, mencari ke tengah hamparan salju dan menemukan gads yang begitu dicintainya terkapar dengan wajah pucat dan bibir membiru di tengah hujan salju yang terus turun.
***
Sebenarnya aku bukan ingin menulis sinopsis drama ini. Setelah mendengar dialog ketika Junpyo memberikan kalung kepada Jandi aku jadi tercenung. Begitu banyak orang yang "menaruh" cintanya pada simbol. Banyak yang menganggap pasangannya tidak cinta, nggak setia ketika simbol itu tidak ada pada pasangan mereka. Cincin, kalung, gelang atau apalah namanya. Semakin mahal dan berharga sebuah simbol semakin besar cintanya. Begitukah?
Apalah artinya sebuah simbol ketika pada praktiknya bukan praktek cinta?
Simbol itu penting tapi rasanya sebuah simbol terlalu kecil untuk menampung cinta ketika seseorang benar-benar cinta. Bahkan cincin kawin yang katanya simbol ikatan sehidup semati pun bisa dijual buat beli beras. Cincin kawin harus menjadi korban untuk bukti cinta yang lebih besar; memberi makan orangorang yang dicintai.
Aku pernah punya pengalaman unik dengan simbol. Dulu aku suka memakai cincin di jari manis sebelah kiri. Sampai suatu hari ketika sedang asyik bermain di pantai bersama dengan seorang teman bule dia reflek betanya.
"Are you married?
"No. I'm definetely single!
"But why you are wearing the ring?
"Oh, it's only an accesoris! I love to see the rig on my finger!
Aku pikir waktu itu mengidentifikasi satus seseorang dengan cincin yang dkenakannya sudah nggak zaman lagi. Tapi ternyata, simbol itu masih berlaku buat temanku itu. Orang bule pula.
Ketika makan siang dia bertanya dengan ekspresi terkejut sambil menunjuk ke arah jari-jariku.
"Where is you ring?
Aku pura-pura terkejut. Dan membolak-balikkan telapak tanganku. Lalu dengan enteng aku menjawab.
"I think It's scattered when we was swimming"
"Let's find it"
"Take it easy. It's just a cheap ring. I can buy another one"
Padahal cincin itu sudah aku kantongi setelah dia mengira aku "married" tadi. Hoho…bisa turun pasaran aku!!
PS:
Aku sudah nonton Boys Before Flowers Episode 9-20. Ada yang punya 1-8 dan Episode 20 dan seterusnya ggak?
No comments:
Post a Comment
Whaddaya think?