Friday, January 8, 2010

Malang City Tour; Walk to the Nature


wisata modal dengkul

Selain terkenal dengan wisata kota dengan bagunan peninggalan kolonial, Malang juga menyediakan panorama alam yang memikat. Topografinya yang terletak di dataran tinggi dan dikelilingi oleh gunung-gunung besar membuat Malang dianugerahi begitu banyak tempat yang mempesona. Mulai dari air terjun, kebun buah-buahan yang berpadu dengan kebun bunga serta hutan-hutan cemara. Postingan kali ini membahas tentang wisata alam kota Malang yang sangat menantang untuk dijelajahi dengan berjalan kaki dari kawasan kota Malang.


 

Daerah Selokerto adalah kawasan pertanian yang berada di sebelah barat Kota Malang dan di sebelah Selatan kota Batu. Kawasan ini terhampar di lereng pegunungan Putri Tidur sebelah utara. Akhir pekan yang lalu saya menemani ketiga teman saya yang katanya sumpek menyelesaikan skripsi mereka dan sepakat untuk refreshing dengan jalan kaki ke mana saja. Akhirnya kami sepakat untuk mengayunkan langkah kea rah barat, melewati pedesaan dan lahan pertanian penduduk menuju Selokerto.



 

Jalan yang kami lewati adalah jalan desa yang beraspal mulus. Di kiri kanan terhampar luas kebun sayuran, kebun tebu dan diselang-selingi oleh pemukiman penduduk desa yang asri. Kadang-kadang pemukiman itu bergerombol mirip kompleks puri di tengah rimbunan pohon pinus dan buah-buahan. Dilihat dari bangunan rumah mereka yang megah, tingkat kesejahteraan penduduknya cukup baik. Mobil-mobil pick up yang digunakan untuk mengangkut hasil pertanian terparkir di depan rumah-rumah mereka. Menyusuri jalanan desa yang menanjak yang dipagari oleh bunga-bunga liar berwarna ungu dan merah yang sedang bermekaran terasa sangat nikmat. Benar-benar menyegarkan jiwa raga. Mawar-mawar yang bermekaranyang tumbuh di sepanjang jalan menebarkan semerbak wangi seperti aromatherapy yang sengaja disiapkan oleh alam untuk manusia. Benar-benar pagi yang sempurna. Perjalanan jauh menanjak tak terasa lagi capeknya.


 

Ketika memasuki daerah Selokerto, kami disambut oleh hamparan kebun jeruk yang mendominasi panorama dengan warna hijau dengan gradasi kuning buah-buah yang telah ranum. Perkebunan itu menghampar di lereng bukit dan lembah-lembah kecil yang diselang-selingi oleh perumahan penduduk. Memandang pepohonan jeruk yang rimbun dan digantungi buah hingga hampir menyentuh tanah itu saja sudah menjadi booster yang membuat kegembiraan kami meluap-luap. Hilang semua beban pikiran yang menggayuti ketika kami berangkat dari rumah. Skripsinya Ridho yang nggak kelar-kelar, skripsi bro Iqbal yang ditolak melulu, deadline pekerjaan yang menggila, semuanya hilang terhapus oleh sajian alam di hadapan kami. Berbeda dengan areal pertanian di sekitar kota Batu yang biasanya ditanami Apel selain bunga dan sayuran, areal pertaniandi sekitar sini dipenuhi oleh perkebunan jeruk.



 

Ketika sampai di sebuah batu besar di dataran yang lebih tinggi, kami sempatkan unuk beristirahat menikmati kesegaran semangka dan jeruk segar yang kami beli di toko buah di desa yang kami lewati. Menikmati buah segar sambil melayangkan pandangan kea rah kota Mlang yang kami tinggalakn tadi benar-benar luar biasa. Suasana hati dan pemandangan spektakuler yang terhampar membuat rasa semngka dan jeruk yang kami nikmati menjadi berlipat kenikmatannya. Benar-benar rasa semangka dan jeruk juara satu seluruh dunia. Melihat ke bawah dari tempat tinggi selalu menimbulkan perasaan lebih berkuasa. euforia kekuasaan yang meletu-letup. Serasa menjadi raja di atas awan. Kabut-kabut putih yang masih menyelimuti gunung Arjuna di sebelah timur sana membuatnya seolah-olah ditutupi misteri.


 

Puas menikmati buah dan pemndangan kami kembali melanjutkan perjalaan mendaki kearah hutan cemara di lereng gunung yang berbatasan dengan areal perkebunan jeruk. Sesekali berpapasan dengan para petani yang selalu ramah ketika disapa. Dari jalan raya kami harus melewati jalan setapak yang membelah kebun jeruk yang sdang berbuah lebat untuk sampai disana.


 

Hutan cemara yang tidak terlalu rapat menyambut kami ketika kami memasuki jalan yang menurun menuju ke areal yang sering dipakai untuk berkemah dan outbond ini. Areal perkemahan ini lebih dikenal dengan bumi perkemahan Bedengan. Tanahnya sengaja dibuat berundak-undak dan terdapat areal tanah datar di bawah pepohonan cemara yang biasa dipakai untuk mendirikan tenda. Jepretan kamera yang kami bawa mengarah ke pemadangan yang semuanya indah. Mencoba untuk membekukan kenangan yang akan bercerita kelak ketika kami merindukan momen-momen indah ini.




 

Kami mengambil tempat di pinggiran kali kecil berair jernih yang mengalir deras untuk beristirahat. Berbaring di atas hamparan rumput yang lembut bermandikan cahaya matahari pagi yang hangat. Sebuah fasilitas alam yang sangat sempurna untuk udara dingin pegunungan seperti ini. Puas berbaring dan berguling-guling di atas rumput kami pindah ke bebatuan yang menonjol di tengah kali kecil di hadapan kami. Menghabiskan bekal sambil merendam kaki di air yang dingin. Potongan-potongan roti yang dilumuri es krim segera saja berpindah ke perut. Menikmati makanan yang mungkin di rumah terasa biasa dan menjadi sangat luar biasa lezatnya karena dibumbui oleh suasana dan pemandangan yang luar biasa indah. Duduk dalam diam di tengah gemericik air kali dan timpalan kicauan burung dan dengungan kumbang pada pagi yang cerah. Benar-benar atmosfir yang sempurna.




 

Seringkali keindahan dan kebahagian tidak tampil dalam balutan mewah dan mahal. Hanya dengan berjalan kaki dan berbekal beberapa potong roti dan buah-buahan kami sudah bisa menikmati kemewahan suasana dalam balutan kesederhanaan alam. Kalau saja manusia terus memelihara persahabatan dengan alam, membangun keharmonisan, pastilah alam akan selalu menyediakan fasilitas kebahagian seperti ini.

dangau di tengah kebun jeruk


 

Ketika matahari mencapai puncak ketinggiannya, kami bergegas pulang dengan energi yang sudah terisi pebuh. Sperti sebuah batu baterai yang baru dibuka segelnya, siap untuk beraktifitas kembali bergumul dengan tantangan hidup. Kami beriringan melewati setapak yang lain yang mebelah kebun jeruk di sebelah barat. Ketika berpapasan dengan ibu petani yang baru pulang dari kebunnya, kami dibekali dengan sekantong jeruk segar yang baru dipetik. Sebuah ciri keramahan desa yang khas.

2 comments:

  1. hai hai..

    u need to visit East Malang.

    so many wonderful places here..

    trust me!!

    trus semangat nulis, Rik!!

    ReplyDelete
  2. aku juga nampang tu...........

    kalo mau tau lebih tambahannya baca aja blog ku linkinya di bawah:

    http://iqbalaje.blogspot.com/2009/12/backpacker-trip-1.html

    ReplyDelete

Whaddaya think?