Daerah Malang Raya sudah terkenal sebagai daerah wisata (vacancy) sejak zaman kolonial dulu. Letaknya yang terhampar di dataran tinggi yang dkelilingi oleh pegunungan yang dibelah oleh aliran sungai Brantas membuatnya memiliki iklim yang sejuk walaupun skarang kesejukannya berkurang karena efek global warming. Pada masa kolonial, kota ini merupakan kota peristirahatan dan tempat tinggal bagi orang Belanda.
Rencana kota Malang pada tahun 1920, yang dibuat oleh Ir. Thomas Kartsen, merupakan fenomena baru bagi perencanaan kota-kota di Indonesia, kaidah-kaidah perencanaan modern telah memberikan warna baru bagi bentuk tata ruang kota, seperti penggunaan pola boullevard, bentuk-bentuk simetri yang menonjol dan sangat disukai pada periode renaisance. Karena keindahan tata kotanya, kota 'Malang tempo doeloe' pernah diikutkan dalam kontes tata kota di Paris pada zaman kolonial.
Peninggalan bangunan-bangunan berarsitek kolonial itu sampai sekarang masih bisa dilihat di beberapa kawasan di Kota Malang. Makanya tak heran kalau kota Malang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan-wisatawan 'senior' mancanegara terutama Belanda. Mereka datang untuk melihat peninggalan moyang mereka ataupun bernostalgia karena pernah hidup di kota Malang tempoe doeloe.
Bagi saya sendiri, berjalan-jalan di kawasan-kawasan peninggalan Belanda di kota Malang merupakan wisata kota yang murah untuk merefresh kembali otak setelah beraktifitas. Berikut ini adalah beberapa kawasan favorit saya:
Di bagian barat kota Malang terhampar sebuah kawasan elite yang dahulunya adalah tempat tinggal orang-orang kaya Belanda. Rumah-rumah peninggalan belanda yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan gayanya berdiri megah lengkap dengan nama dan tahun di depannya seperti; Anno 1320, Eleanor, Elizabeth dan sebagainya. Sampai sekarang saya masih penasaran, nama yang dicetak di depan rumah itu nama siapa yah? Nama salah satu dari anggota keluarga mereka kah? Seperti nama-nama rumah dalam serial Lima Sekawan nya Enyd Blyton; Pondok Kirrin. Rumah-rumah itu berdiri dalam blok-blok rapi yang dibelah oleh jalan-jalan dengan pohon-pohon palem raksasa di pinggirnya. Di kawasan ini terdapat sebuah boulevard yang dulunnya adalah arena pacuan kuda yang pernah digunakan untuk Jambore Pandu (pramuka) sedunia pada tahun 30-an. Kawasan ini mempunyai jalan utama yang sekarang disebut Jalan Besar Ijen.
Nah, di sepanjang jalan ini juga setiap tahunnya diadakan Festival Malang Kembali; yaitu festival yang berisi semua tentang Malang pada zaman dahulu. Mulai dari makanan, souvenir dan pakaian, kendaraan dan music tempoe doeloe bisa ditemukan di festival ini. Warga Malang raya, tua-muda dengan kostum tempoe doeloe tumpah ruah di kawasan ini. Gadis-gadis dengan rambut dikuncir dua berkebaya encim dan berkain batik dan Mas-mas berblankon lalu lalang merayakan keriaan dalam festival ini. Festival Malang kembali diadakan setiap bulan Mei setiap tahunnya.
Di jalan ijen terdapat sebuah Museum Militeryang bernama museum Brawijaya yang berdiri megah di depan perpustakaan kota yang selalu ramai. Di kawasan ini juga terdapat sebuah café tempat ngopi yang cozy, tempat anda bisa menikmati berbagai pilihan kopi dan cake ini bernama bernama Und Corner.
Kawasan Kayutangan
bangunan kembar kayutangan
Sampai dengan tahun 80-an daerah Kayu Tangan ini merupakan pusat keramaian kota, sebelum dihadirkan pusat perbelanjaan modern, mal dan plaza. Di kawasan ini terdapat bangunan sudut (sekarang PLN), Toko Avian yang masih dipakai sampai sekarang, dan bangunan kembar perempatatan Kayutangan. Bangunan kembar itu sekarang menjadi bank Commonwealth untuk yang satunya dan kembaran lainnya di seberang jalan menjadi sebuah kafe dan beberapa kantor. Kawasan Kayutangan berada di jalan utama yang menjad akses ke berbagai tempat di Kota Malang. Jalan di perempatan kayutangan ini menghubungkan langsung kawasan ini dengan alun-alun kota di sebelah utara, tugu bundar (kantor walikota) di sebelah timur, stadion gajayana (markas arema) dan jalan besar Ijen serta kompleks pendidikan di sebelah barat. Di kawasan ini juga Toko Oen, toko Es Cream yang sudah ada sejak zaman colonial.
Seperti umumnya kota-kota di Jawa, alun-alun merupakan unsur penting dari Kota Malang. Alun-alun kota terletak di sebelah utara kawasan Kayutangan. Di sekeliling alun-alun berdiri bangunan-bangunan public baik peninggalan belanda maupun bangunan baru. Di sayap utara alun-alun terdapat sebuah kantor pos dengan arsitektur khas perkantoran zaman kolonial berdampingan dengan hotel Pelangi (dulu bernama hotel Concordia) yang juga sudah ada sejak zaman Belanda. Di sebelah barat, berdiri megah mesjid Jami' berdampingan dengan gereja. Plaza Sarinah dan Gereja kayutangan membntengi alun-alun di seblah selatan. Plaza Sarinah adalah bekas gedung bioskop peninggalan Belanda. Sedangkan di sebeah timur alun-alun dihuni oleh gedung pemerintahan kabupaten Malang dan Mal Alun-alun (Ramayana). Bergeser sedikit ke tenggara akan ditemui kompleks Plaza dan pertokoan serta Pasar besar Malang.
Alun-alun kota Malang sekarang berfungsi menjadi taman dan lahan hijau yang menjadi public space kota. Banyak keluarga yang menghabiskan waktu menikmati sore di bangku-bangku yang tertata rapi di areal alun-alun. Sekedar menikamti keramaian, pertunjukan topeng monyet atau member makan ratusan burung Merpati yang menjadikan alun-alun ini markas mereka. Pohon-pohon beringin raksasa meneduhi alun-alun ini memagari air mancur di tengahnya sehingga menjadi tempat melepas penat yang nyaman setelah berbelanja di pusat perbelnjaan yang tersebar di seputar Alun-alun.
Tugu bundar adalah sebutan untuk tugu yang terletak di depan kantor Walikota Malang. Kawasan ini juga masih satu rangkaian dengan kawasan Kayutangan dan Alun-alun kota. Sebuah tugu yang menjulang di tengah kolam teratai di tengah-tengah taman menjadi landmark kota Malang. Tugu ini dikitari oleh banguna-bangunan tua dan hotel-hotel modern seperti kantor Walikota, kantor DPRD, SMU Tugu, Hotel Tugu dan Splendid In. Kawasan tugu sangat indah ketika Malam menjelang. Pohon-pohon raksasa yang mengitari bundaran mendadak menjadi pohon-pohon cahaya yang gemerlap karena memang dahan dan rantinngnya dipenuhi oleh balon lampu hias. Gemerlap cahaya dari pepohonan berpadu dengan lampu taman di areal tugu serta air mancur di kolam teratai menciptakan pemandangan yang spektakuler.
sore hari di tugu
Di areal tugu ini juga kita bisa menikmati minuman hangat di Coffee shop di bawah rimbunan pepohonan raksasa yang meneduhi kawasan tugu. Coffee Shop ini biasanya dipenuhi oleh wisatawan asing. Atau kalau ingin menikmati makanan khas Malang, dengan berjalan kai sebentar ke arah timur kita akan sampai di kawasan Stasiun kota yang dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang menyajikan makanan di tenda-tenda. Di kawasan tugu ini juga terdapat pasar burung dan tanaman, Splendid. Selain itu terdapat sebuah Factory Outlet yang sangat suka saya kunjungi karena keunikan bangunannya. Bangunan toko barang impor dan sisa ekspor ini adalah bangunan berarsitek colonial yang paling saya sukai. Di bagian depan bangunan masih tertulis jelas "Ann0 1920".
Sisa bangunan Belanda yg menjadi tempat komersial
Kawasan Rampal
Kawasan rampal berdekatan dengan kawasan tugu, hanya dipisahkan oleh kompleks stasiun kereta api. Di kawasan rampal ini juga banyak berdiri rumah-rumah dengan arsitektur Belanda. Nama rampal sendiri sekarang identik dengan lapangan Rampal yang selalu ramai oleh warga kota yang berolahraga. Dan keramaian itu bertambah ketika akhir pekan. Jogging di jogging track yang mengitari lapangan di bawah siluet gunung Arjuna dan Putri tidur benar-benarkan menyegarkan jiwa dan raga. Salah satu tempat yang paling saya sukai di kawasan rampal adalah Tobuki, toko buku kecil yang nyaman di kediaman sastrawan Malang Ratna Indraswari Ibrahim. Selain menyediakan buku-buku populer, toko buku kecil ini menyediakan buku-buku yang sudah langka di pasaran. asyiknya lagi, kita bisa ngutang di toko ini.
Kawasan Sukarno Hatta
Kawasan perdagangan dan perkantoran ini memanjang di sepanjang jalan Soekarno-Hatta. Di sepanjang kawasan ini berdiri restoran-restoran, kafe, tempat karaoke dan bilyard serta tenda-tenda makanan pedagang kaki lima. Makanya tidak heran kalau tempat ini selalu ramai apalagi pada malam hari. Dan keramaian itu berubah menjadi padat ketika akhir pekan. Kawasan Soekarno Hatta adalah kawasan wisata kuliner yang harus dikunjugi kalau anda berkunjung ke kota Malang.
Semua kawasan tadi bisa dijangkau dengan ngkutan umum dan kalau mau lebih sehat kawasan seperti jalan besar Ijen, kayutangan, alun-alun kota, tugu dan rampal bisa dijelajahi dengan berjalan kaki. Tempat-tempat tadi membuat saya semakin cinta sama kota Malang. Semoga anda pun suka!
Have nive City Tour….!!
i love this post, how about batu?
ReplyDeleteThanks Mbah. I'll post bout Bate asap
ReplyDeletehaha.. Duta Wisata Malang..
ReplyDeletekapan nih promosi Bima?
nice post..
but, some mistypos, Bro..!!
aq ada koq nulis tentang bima.cek deh, d previous post:)
ReplyDeletesaya suka sekali akan lestarikan dg penawaran paket city tour hub anwar 03417719717 with transport
ReplyDeletesaya siap mendukung dg berpartisipasi lewat sewa mobil + sopir : avansa, xenia , inova,apv, special city tour malang hub 03417719717
ReplyDeletespecial city tour malang east java low price rent car + driver call anwar 03417719717
ReplyDelete