Kemarin saya menghadiri pernikahan teman saya yang dilaksanakan di sebuah gedung di Surabaya. Pernikahan ini adalah pernikahan kesekian yang sudah saya hadiri selama hidup saya dan pernikahan pertama untuk tahun 2010 ini. Resepsi pernikahan ini adalah salah satu pernikahan yang "wah" yang pernah saya datangi. Yah, ukuran wah saya adalah ketika hidangannya enak, banyak, dan dihidangkan dengan baik serta saya bebas mencicipi semuanya. Oke ralat! Itu adalah salah satu ukurannya.
Pesta pernikahan (walimatul 'ursyi) adalah salah satu acara yang paling saya sukai. Selain karena bisa makan enak, saya juga suka berada di tengah orang-orang yang well dressed dan muka penuh senyum. Terlepas dari senyum itu dibuat-buat ataukah memang senyum tulus dar hati, saya tidak peduli. Wajah-wajah bahagia itu megimbas kepada saya juga sehingga saya merasa bahagia juga. Kita harus bahagia kan kalau ada tema kita yang berbahagia? Kecuali anda belum rela kalau orang yang anda incar ternyata menjadi pengantin di walimahan yang anda datangi. Nah, karena semua tersenyum, saya juga jadi suka pasang senyum yang berseri-seri. Itu sih karena memang saya murah senyum. Maksudnya, senyum saya murah banget. Tentu saja, pesta pernikahan adalah moment yang tepat buat mengomentari orang yang lalu-lalang.
"Igh, bajunya nggak banget ya!! (kayak situ bajunya bagus aja!)
"Wow, yang itu jasnya keren!! (Mau..!!)
"lah, itu rumbai-rumbai di kepala buat apa???
Tapi yang membuat saya bĂȘte adalah ketika melihat orang-orang yang menggandeng pasangannya dengan sangat mesra. Bukan karena saya nggak suka mereka tampil mesra. Saya bĂȘte karena saya nggak bisa mesra seperti mereka. Gimana mau mesra, wong pasangan saja saya nggak punya.
Kemarin saya bertemu dengan teman-teman lama saya yang senior. Mereka datang bergandengan dengan istri-istri mereka. Sangat mesra. Saya yang berjalan dibelakang mereka ketika memasuki ruang resepsi hanya bisa memandang mesem-mesem ke arah teman saya yang juga belum mempunyai pasangan tapi semangat banget ngomong kalau dia itu bujangan yang laku banget. Ditambah lagi dengan pertanyaan-pertanyaan yang katanya memotivasi;
"kapan nysusul? (besok kalau bisa!)
"Jangan lama-lama! (Igh, gue juga pengen cepet secepat-cepatnya!)
Hasil dari pengamatan dan komentar-komentar tidak penting dengan teman saya sambil menikmati hidangan pernikahan yang enak banget itu, saya iseng-iseng membuat klasifiksi orang yang datang ke pernikahan:
- Orang yang mau bilang; hey people don't I look pretty?? Look at my gown, I bought it in Paris! Hello..., situ ratu??!!
- Orang yang mau berpikiran; igh, kapan lagi bisa makan enak kayak gini. Coba ini ah…! Yang itu juga!! Yang disini, yang disana yang dimana-mana!! Gratis ini…
- Orang yang merasa seleb tapi nggak mau dikenal; jalan dengan muka diangkat dan senyum ditebar kemana-mana (dipungut lagi euy…mubazir tahu!!). errgghh…kita pernah kenal ya? Sorry aku lupa! Eh, situ siapa ya?
- Orang heboh nggak jelas; eh, itu artis anu ya?? Itu pemain ini kan?? Lah yang itu bintang iklan itu kan??
- Banci foto; setiap photo session selalu ada dia. Kadang di depan, kadang nemplok kayak hiasan ruangan di belakang. Kadang cuma jempolnya aja yang kelihatan. Yang penting harus ada dia pokoknya. Eksis terus!!
- Pemburu dan pencari target; mumpung banyak yang bening berkerumun. Pengen yang itu!! Mau yang di sana!! Dia mau nggak yah kalau aku ajak nikah??lah, yang itu single kan? Avalaible kan? Sorry, I'm single but not avalaible!
- Orang hilang; di pojokan, menyendiri,kaku. Come on…this is a party baby!!
- Pengamat dan tukang komentar nggak penting; Igh, itu nyanyi apa meratap sih?? Ya Allah, itu pake gaun kok kembang setaman dibawa-bawa juga!! Heh, ada acara wayang golek juga, make up nya mak!! Edan…, itu cakep banget (ketika melihat orang yang cakep absolute)!!
Itu adalah hasil klasifikasi yang saya buat ketika mulut saya nggak berhenti-berhenti mengunyah makanan kesukaan saya (semua yang tersedia kesukaan saya soalnya). Itu saya lakukan karena dosen saya bilang bahwa proses penting dari penemuan itu adalah classification. Nah, karena saya adalah mantan mahasiswa yang baik dan tetap mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi yang selalu mengamalkan budaya akademik dengan melakukan observasi dan pengklasifikasian, saya buatlah klasikasi ini. Mengenai saya termasuk klasifikasi yang mana, itu nggak penting!!
Selamat kepada teman saya atas pernikahannya kemarin. Barokallahu lak wa baroka 'alaik wa jama'a bainakuma fi khairin.
No comments:
Post a Comment
Whaddaya think?