Ada banyak pendapat yang
mengatakan bahwa salah satu penyebab lemahnya sumber daya manusia di Indonesia
adalah karena lemahnya penguasaan terhadap bahasa asing terutama bahasa
Inggris. Saya sepakat 100 % dong dengan pendapat tersebut. Logikanya simple; kebanyakan
informasi, literature dan hal-hal baru disajikan dalam bahasa inggris. 80 sekian persen website di internet
menggunakan bahasa Inggris. Sisanya disajikan dalam bermacam-macam bahasa di
dunia ini. Berdasarkan pengalaman saya menjadi trainer dan coaching untuk bahsa
Inggris, kebanyakan permasalahan yang dihadapi oleh orang yang mempelajari
bahasa Inggris adalah masalah mental
barier. Oleh karena itu, di lembaga tempat saya bekerja, Sang bintang
School kami tidak menyebut produk pembelajaran bahasa Inggris kami dengan
kursus tetapi training karena kami tidak hanya mengajar tetapi kami
mengembangkan karakter , merubah pola pikir dan melatih peserta kami untuk
menguasai bahasa Inggris secara aktif.
Suatu hari, dating seorang gadis
kepada saya. Eits, bukan untuk melamar saya! Dia ingin ditraining untuk bias
berbicara bahasa Inggris dalam waktu 3 hari karena ia akan menghadapi interview
untuk pertukaran mahasiswa ke USA. Dia mengaku belum pernah berbicara bahasa
Inggris dengan siapa pun dan belum pernah mengikuti program pembelajaran bahasa
Inggris sebelumnya. Wow, tentu saja saya tidak berani menjanjikan apa-apa pada
awalnya selain mengukur sejauh mana kemampuan dia dalam bahasa Inggris. Saya
mendapati bahwa dia sebenarnya mempunyai kemampuan yang cukup namun pasif. Dia
mempunyai kosakata yang cukup hasil dari membaca referensi perkuliahannya di
fakultas teknik. Dia juga membaca dengan pronunciation yang cukup baik yang
katanya hasil dari mendengarkan music dan menonton film-film holywood. Dia
mendapatkan koleksi kosa kata yang cukup dari hasil memaksa dirinya untuk
membaca Koran The Jakarta Post setiap hari.
Apa yang saya lakukan setelah
mengukur kemampuan bahsa Inggrisnya adalah menanamkan dalam pikirannya bahwa
dia sebenarnya bisa berbahasa Inggris. Dia mempunyai kemampuan pasif yang
tinggal diaktifkan. Karena lembaga saya
belum mempunya program untuk mengakomodasi pembelajaran untuk dia, saya dengan
cepat berpikir untuk membuat program khusus untuknya selama 3 kali pertemuan.
Saya membuat program yang dalam bahasa sederhananya adalah kira-kira ‘activate
your English!’. Saya dan dia harus menemukan tombol ON untuk mengaktiivasi
kemampuan bahasa Inggrisnya. Akhirnya tombol ON itu ditemukan dalam bentuk
sedikit sugesti, 30 menit sessi klinik setiap pertemuan , presentasi materi di
depan saya, interview dan jalan-jalan sambil mengobrol tentang apa saja.
Hasilnya, amazing! Dia berbicara
dengan sangat lancar ketika mempresentasikan pendapatnya tentang energy, budaya
Indonesia dan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya tentang apa yang akan
dilakukannya untuk mengatasi problem social dan pendidikan. See, itu bukan
topic yang ringan loh. Dia menyampaikannya sebaik dia menyampiakan motivasinya
mengikuti program pertukaran mahasiswa yang interviewnya kaan dia hadapi
sebentar lagi.
Tentu saja saya tidak bisa
mengatakan bahwa permasalahan belajar bahasa Inggris bukan semata permasalahan
mental barrier tetapi juga kemauan untuk konsisten belajardan motivasi seperti
yang dimiliki oleh gadis yang sya ceritakan tadi.
Agree. By english.
ReplyDeleteWe can.
1. Talk to lots of Ppl
2. Travel easily
3.understand western movie
4. Get a job
5. Many other
thats actualy ma big problem, how to motivate ma stdnt. . .
they just need to aware what they want achieve.
ReplyDelete