Saturday, May 14, 2011

Tour de West Sumatra; Snap Shoot 2



Saya masih berbagi foto-foto perjalanan saya mengelilingi beberapa kota di Sumatra Barat minggu lalu. Sekarang saya sudah berada di Batam, sedang berusaha menyelami kehidupan dan suasan kota industri ini. Foto-foto di postingan yang lalu adalah foto-foto kunjungan saya pada hari pertama.


Setelah menghabiskan sore di kota Bukittinggi, menikmati sulur-sulur matahari yang turun di ngarai Sianok saya melanjutkan perjalanan menuju kabupaten Lima Puluh Koto melewati kota Payakumbuh. Tujuan perjalanan malam itu adalah sebuah desa kecil bernama Sabarang Aiah (seberang Air), sebuh desa agraris yang permai di kaki lembah yang dikelilingi oleh Gunung Singalang dan jajaran bukit Barisan.

Saya tidak berani mandi di desa ini. Dinginnya benar-benar menusuk tulang. Setelah menikmati makan malam yang super duper nikmat yang disediakan oleh ibu teman saya, Rafnel,. Tidur di bawah selimut tebal dalam udara desa yang dingin benar-benar nikmat. Penat karena perjalanan panjang hilang ketika saya terjaga keesokan harinya.



Pagi di desa Seberang Aiah.



si Kebo baru selesai mandi

Setelah makan pagi (bukan sarapan) dengan menu nasi putih yang masih mengepul dan beraroma pandan wangi, kami segera melanjutkan perjalanan. Kali ini kami akan kembali Pulang ke Padang melewati rute yang berbeda, melewati Lembah Harau, istana Pagaruyung di batusangkar dan danau Singkarak di Solok.

a>

Air terjun di lembah Harau.


Memasuki lembah Harau saya langsung melihat tebing-tebing tinggi memagari lembah. Tinggal di sini sepertinya menyenangkan banget ya. bangun pagi-pagi langsung disuguhi pemandangan spekatakuler. Pagi dan sore bisa jogging menyusuri jalan sepanjang tebing dengan pemandangan hutan tropis.

Kalau mau, kita ibsa tinggal di home stay yang terdapat di dasar lembah ini. Banyak wisatawan asing yang menikmati hari-harinya di sini.



Puas enikmati alam lembah Harau, saya melanjutkan perjalanan saya ke arah Kota Batusangkar. Kota ini terkenal dengan istana pagaruyug. Di sinilah pemerintahan Mingkabau tempoe doeloe berpusat. Kalau anda pernah membaca novel "Mestika Pagaruyung" di sinilah settingnya. Tempat BUndo Kanduang, ratu termasyhur Istana Pagaruyung.



Istana ini teletak di atas bukit kecil yang dilindungi oleh barisan tebing batu di belakangnya. Pikiran saya melayang kepada Bundo Kanduang,Bujang Selamat, Linduang Bulan, Cindua Mato dan suasana kehidupan istana tempo dulu.



Dari Pagaruyuang, perjalan kami lanjutkan ke Singkarak yang berada di Tanah datar dan Solok sekaligus. Danau Singkarak adalah danau terluas di Sumatera Barat.Jalan raya di sini menyusuri tepi danau. Begitu juga rel kereta api.

Senja membayang ketika saya menuruni gunung menuju Kota Padang. Perjalan dua hari yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Total perjalan yang kami tempuh hari ini adalah 11 jam.


Inilah rute perjalanan saya sejak kemarin: Padang-Padang Pariaman-padang Panjang-Tanah Datar-Bukittinggi-Agam (Koto Gadang)-Payakubuh-Lima Puluh koto-Batusangkar-Solok-Padang. Perjalanan berlawanan dengan jarum jam mengiringi perjalanan Matahari.

No comments:

Post a Comment

Whaddaya think?