Walaupun saya bolak-balik ke Bali, saya belum pernah ke Tanah Lot. Padahal kan tempat itu bagus banget. Saya lebih sering bermain ke pantai-pantai di sebelah selatan. Paling jauh ke utara, saya ke Seminyak. Makanya, kali ini saya harus ke tanah lot untuk melihat pura keren di atas karang di tengah laut itu. Lagian saya ada teman buat ke sana. Seorang turis Perancis yang saya kenal tadi malam di kafe dan sepakat untuk bersama-sama ke Tanah Lot naik sepeda motor. Sebenarnya ada satu anak Jakarte yang mau ikut juga, tapi berhubung berboncengan motor bertiga nggak diperbolehkan, ya sorry morry dory coy!
Dengan semangat saya menyetir motor saya walaupun harus berhenti dulu di tengah jalan karena hujan lebat yang tiba-tiba turun.
Blessing in disguise. Tempat saya berteduh adalah sebuah warung kecil di tengah sawah yang sedang menguning. Minum kopi panas di tengah hujan lebat d warung kecil di tengah sawah yang berwarna keemasan. Benar-benar sempurna. Makin sempurna karena saya punya kesempatan untuk menyelesaikan bacaan saya.
Begitu hujan reda saya segera meluncur ke Tanah Lot yang ternyata cukup jauh dari Legian. Cukup dengan membayar Rp. 6,500 rupiah saya sudah bisa berada di dalam area pura. Perjalanan jauh saya terbayar. Sebagai pendukung paham nggak narsis nggak eksis, saya segera menjepret sana-sini dan meminta tolong orang untuk memotret saya dengan berbagai posisi dan gaya. Apalagi ketika sampai di tebing dengan latar belakang pura Tanah Lot yang menjadi buah bibir (Jupe) itu. Setelah puas jepret-jepret dan saling menjepret dengan pasangan turis korea yang saya temui di situ saya segera mengecek karena saya untuk melihat hasilnya.
Teman saya yang punya kamera yang saya pinjam juga berebut ingin melihat hasilnya. Ketika dia berhasil mengambil alih kamera, terbahaklah dia. Saya heran. Ada apa??
Ternyata foto-foto kebangaan saya tadi tidak ada satupun yang tersimpan di memori kamera. Lah, mau disimpan dimana, wong 'otaknya' (kartu memori) ternyata masih terselip manis di computer di kamar hotel. Saya baru ingat kalau tadi malam saya memindahkan foto-foto ke laptop saya karena memori cardnya penuh. Halah! Kok, saya bisa ndak tahu, padahal kan seharusnya tertulis di layar kalau kartu memorinya belum masuk. Selidik punya selidik, ternyata itu tulisan memang ada tapi berbahasa Perancis.
Aduh, saya gondok bukan main. Mana pemandangannya keren-keren lagi. Saat itu juga ada fenomena alam yang sangat spektakuler di angkasa. Di langit tampak sebuah lingkaran hitam seperti gerhana (mungkin memang gerhana kali ya) dengan pelangi melingkarinya dan lingkaran hitam itu terbelah dua oleh garis putih di tengah-tengahnya.
Si bule perancis itu terus-terusan menggoda saya dengan minta difoto setiap ada pemandangan bagus. Kadang dengan sengaja berteriak-teriak keras lebay seolah-olah kagum banget melihat view bagus padahal dia memanas-manasi saya. Saya teringat 'taruhan' saya tahun lalu dengan teman Swiss saya yang berbahasa Perancis itu. Saya pernah sesumbar ke dia kalau saya bisa belajar Bahasa Perancis dalam waktu 6 bulan. Sekarang kena batunya deh!
Forteen Roses B08, Legian-Bali, 03 April 2011
No comments:
Post a Comment
Whaddaya think?