Saturday, April 23, 2011

Saya, Bali dan Baterai



Hujan deras mengguyur pohon-pohon kamboja di depan kamar hotel saya pagi ini. Iya, sejak tadi malam hujan deras mengguyur Bali membuat suasana di kamar begitu syahdu. Wangi bunga kamboja lamat-lamat menghampiri hidung saya menyeruap bersama aroma Bvlgari Man yang saya semprotkan di belakang kuping aya. Benar-benar perpaduan yang sempurna.


 

Berada dalam kamar tanpa dikejar-kejar hasrat untuk menjelajah pantai dan tempat-tempat wisata membuat saya sedikit merenung. Keputusan mengambil liburan ini memang sedikit membuat saya bimbang di awal. Tapi berhubung saya sudah merencanakannya sejak tahun lalu, saya pikir tidak ada yang salah dengan liburan ini. Saya selalu berusaha menyisihkan pendapatan saya untuk berlibur, sama seperti menyisihkannya untuk kebutuhan yang lain. Saya rela untuk tidak punya gadget keren asalkan bisa kelayapan (baca: travelling). I deserve to have it now. Memang agak sedikit menggoncang pundi-pundi saya mengingat liburan ini cukup lama. Liburan (benar-benar murni liburan) pertama saya setelah bekerja penuh.


 

Sebagai beach whisper, bali menjadi pilihan tepat bagi saya. Walaupun banyak daerah lain di Indonesia dengan pantai-pantai yang lebih keren, saya lebih memilih Bali karena affordable. Kalau kelak pundi-pundi saya sudah mengijinkan saya ingin sekali travelling ke daerah Indonesia Timur (Komodo, Alor, Maluku, Halmahera, Papua dan sekitarnya) Well, just skip the pantai Kuta things karena itu tidak masuk dalam list saya. Pantai kuta sudah terlalu ramai. Saya ingin mengunjungi pantai-pantai di sebelah selatan yang tidak banyak pengunjung. Sudah lama saya melist pantai-pantai itu. Saya juga ingin menyerap energy dari suasana seni para seniman di Ubud. Katanya, Ubud adalah jantungnya Bali.


 

Pantai buat saya adalah charger yang benar-benar ampuh. Saya selalu berbahagia dan rela bermain seharian di pantai sampai kulit saya keling. Searang saja kulit saya sudah very dark caramel. Saya tidak keberatan, malah saya suka dengan warna kulit saya yang item itu. Walaupun dalam keseharian saya belakangan ini pantai bukan hal yang asing, saya ingin benar-benar menikmati pantai dalam suasana liburan. Walaupun saya enjoy banget dengan pekerjaan saya, saya pikir ini saat yang tepat untuk saya berhenti sejenak untuk menyerap energy, menikmati hidup dalam sisi yang lebih spesifik dan merencanakan hal-hal yang besar.


 

Hal-hal yang menghiasi hidup saya belakangn ini benar-benar luar biasa. Saya ingin menangkap, menempatkannya di dalam ruang-ruang kecil hati saya dengan spesial sehingga saya mudah untuk mengambilnya kembali ketika saya butuhkan suatu saat nanti. Mungkin sebagian mengolahnya dengan bumbu-bumbu special resep saya sendiri dan resep para ahli. Dan inilah saatnya.


 

Berlibur adalah seperti mengisi ulang energy laptop tua saya yang bekerja siang malam melayani nafsu workaholic saya. Kata teman saya yang ahli laptop, laptop yang kita pakai sekali-sekali paling tidak harus diistirahatkan total beberapa saat agar ia bisa joss kembali. Katanya kalau batu baterai kita sudah terisi penuh 100% perbudaklah laptop itu sampai tidak berdaya dan jatuh di 0%. Lepaskan baterai, biarkan beberapa saat, kemudian isi lagi sampai mencapai daya 100%.


 

Katanya si laptop, akan tampil kembali dengan performa yang prima. Dalam hidup, ada banyak cara untuk kembali mengisi energi. Setiap orang punya cara-cara yang berbeda. Saya juga punya banyak cara. Dari cara yang sangat simple dan murah meriah sampai yang penuh tantangan dan harus merogoh kantong agak dalam. Kali ini saya memilih untuk merogoh kantong kempis saya.


 

Fourteen Roses B08, Seminyak-Bali, 3 April 2011

No comments:

Post a Comment

Whaddaya think?