Kalau anda di suruh memilih, mana yang anda pilih? Menginap di hotel mewah berbintang lima degan fasilitas kelas satu atau menginap di hotel berbintang sama sekali? Kalau saya, ya tergantung kondisinya. Kalau untuk urusan pekerjaan saya memimpikan bisa menginap di hotel berbintang lima. Akan tetapi kalau untuk liburan, sepertinya saya lebih memilih menginap di hotel tidak berbintang deh. Alasannya bukan karena kalau urusan pekerjaan dibayarin perusahaan dan kalau berlibur bayar sendiri.
Atas permintaan beberapa teman, saya akan mereview hotel-hotel yang pernah saya tinggali di Bali. Kali ini kalau saya bilang Bali berarti Kuta, Legian dan Seminyak, karena daerah-daerah itulah yang pernah saya tinggali walaupun saya juga pengen bisa tinggal di kawasan Nusa Dua yang eksklusif itu.
Tiga di antara hotel yang pernah saya tinggali menurut saya sangat menyenangkan. Menyenangkan dari segi suasana dan pelayanan. Satu hal yang saya suka dari hotel-hotel di Bali adalah suasana dan pelayanannya. Walaupun mereka Cuma hotel bintang 2 tapi pelayanan dan fasilitasnya oke punya. Tidak seperti di tempat lain yang seenak udelnya mencantumkan bintang banyak-banyak tapi tidak tahu apa itu service. Ok, here we go.
Yulia Inn adalah hotel bergaya bungalow yang terletak di lokasi yang sangat strategis di jantung Kuta Square. Hanya berjarak berapa koprolan dari Mc. Donald Kuta Square. Kalaupun anda capek jalan, ngesot 3 menit sampai kok. Terletak persis di pinggir jalan Pantai Kuta membuat hotel ini selalu ramai. Jadi harus booking jauh-jauh hari. Kamarnya bersih dengan kamar mandi yang sangat nyaman. Kamar mandinya menyenagkan karena toilet dan showernya terpisah. Tahun lalu saya dan teman saya share room di sini. Rate per malamnya waktu itu Rp. 400.000'- untuk twin bed room termasuk breakfast. Tapi 2 minggu yang lalu ketika saya tanya ratenya naik deh, sekitar 600 an ribu untuk yang twin bed. Tapi kalau mau dapat harga murah bisa reservasi lewat Agoda. Itu yang dibilang mbak resepsionis ke saya.
Hal yang paling saya suka dari hotel ini adalah sarapannya. Banana Pancakenya nendang banget. Di sinilah menurut saya banana pancake paling enak berasal (sotoy banget saya. padahal belum nyoba aja di tempat lain). Tapi seriously, dibandingkan dengan beberapa tempat baik itu hotel maupun restoran yang pernah saya coba banana pancakenya, di sinilah menurut saya yang terbaik. Empuk dan kering. Sayangnya Mas-mas chef yang saya rayu untuk membagi resepnya hanya tersenyum. Selain banana pancake yang enak banget, menu breakfast juga nggak dibatasi. Saya boleh makan banana pancake dan scrambled egg sekaligus dengan toast sesukanya. Toastxnya diambil sendiri di Toaster. Begitu juga minumannya. Orange Juice mereka juga enak sekali. Jeruk segar bukan sirup.
La Waloon terletak di dalam Jln. Poppies Lane 1 di antara galeri-galeri, penginapan dan restoran serta berbagai fasilitas turisme yang padat. Jalan Popies Lane baik satu maupun dua memang terkenal padat. Walaupun terletak di dalam jalan sempit, hotel bintang dua ini sangat nyaman dan tenang. Satu hal yang paling menonjol buat saya adalah masalah keramahan. Mulai dari resepsionis, room boy sampai waiter restorannya sangat ramah.
Setiap kembali ke hotel dari jalan atau sekedar makan, saya selalu disambut oleh Beli resepsionis hotel ((karena ini di Bali, kita manggilnya beli yaJ) dengan senyuman dan langsung menyodorkan sebuah kunci bertuliskan 212. Hehe…kayak Wiro Sableng. Tapi tentu saja saya tidak sedang bersama Wiro Sableng di kamar saya. Yang membuat saya salut adalah dia selalu mengingat saya dan menyodorkan kunci pintu kamar saya dengan senyum lebar tanpa menunggu saya menyebut nomor kamar saya. Padahal kan yang tinggal di hotel itu bukan hanya saya saja.
Di pagi hari, resepsionistnya beda lagi. Kali ini mbak-mbak. Setiap saya turun untuk breakfast, dia selalu menyapa dengan selamat pagi yang hangat. Saya menemukan senyuman dan sapaan yang benar-benar hangat. Sapaan yang tulus. Kemudian mengobrol sebentar. Benar-benar hotel yang nyaman. Ini bukan hotel berbintang dengan fasilitas mewah yang wah. It's just another affordable hotel for backpacker like me. Saya benar-benar nyaman dengan suasana hotel ini.
Beda resepsionis, beda lagi room boy nya. Kali ini seorang bapak-bapak dan teman-temannya yang masih muda. Biasanya dia datang untuk membereskan kamar ketika saya sedang asyik membaca di balkon. Dengan tersenyum lebar, dia akan menyapa saya. Kadang-kadang mengobrol sebentar sambil berbagi gigitan cokelat di atas meja saya. Ini bukan tipe keramahan 'sok kenal sok dekat' (SKSD) itu loh ya. Dia benar-benar ramah.
Untuk breakfastnya memang tidak seenak di Yulia Inn. Soalnya breakfastnya sudah dipaket-paketin. Jadi nggak leluasa memilih. Bagian restorannya tidak terlalu luas tapi meja-mejanya banyak yang diletakkan di halaman restoran di bawah rindangnya pohon kamboja. Jadi, pagi-pagi kita bisa sarapan sambil merasakan hangatnya matahari pagi dan aroma bunga kamboja. Menu sarapan yang tidak bebas dipilih tertutupi deh oleh kenyaman ini.
Kolam renangnya juga seru. Air hangatnya membuat saya senang berenang malam-malam. Kalau anda mau menginap di sana, saya sarankan untuk memilih kamar yang saya tempati, kamar 212. Wiro sableng banget! Kamar ini ada di lantai 3 dan menghadap ke matahari terbit dengan pemandangan langsung ke semua penjuru halaman. Dari Balkonnya enak banget buat memperhatikan orang-orang. Rate untuk kamar dengan twin bed yang tertulis Rp. 450.000,-. Tapi saya dan teman saya dapat diskon karena menginap 1 minggu. Jadinya hanya membayar Rp. 400.000'-.
Kalau ingin mencari ketenangan di jantung Kuta yang sibuk, di sinilah tempatnya. Letaknya agak masuk ke dalam dan bukan di jalan tembus. Jalan masuk dari Jalan Melasti hanya untuk hotel ini saja, tidak tembus ke mana-mana. Jadi nggak bakalan ada suara deru kendaraan yang terdengar. Dari luar, hotel ini tampak seperti banguan biasa saja. Tapi begitu anda masuk dan melewati resepsionisnya, anda akan langsung jatuh cinta. Bangunannya bergaya minimalis dengan halaman yang cukup untuk satu kolam renang dan jalan-jalan setapak. Sayangnya air kolamnya bukan air hangat. Jadi agak segan renang pagi-pagi atau renang pas hujan.
Semua kamar hotel ini punya balkon yang menghadap ke halaman yang otomatis juga kolam renang. Disarankan untuk mengambil kamar di lantai 2 karena anda akan langsung bisa mencium bunga kamboja yang bisa disentuh dari balkon kamar. Terutama untuk deretan kamar di sebelah selatan. Suasana hotel ini sangat asri dengan banyak pohon kamboja dan palem serta berbagai tanaman merambat yang menghiasi pohon-pohon. Sayangnya mereka tidak menanam mawar dan melati. Padahal saya sangat suka dua jenis bunga ini.
Berbicara masalah breakfast, menunya minimalis banget. Pilihannya hanya ada American breakfast dan Indonesian Breakfast. American terdiri dari dua toast, eggs, juice dan coffee atau teh. Untungnya toast tadi bisa pilih diganti dengan jaffle, toast juga sih tapi diisi banana atau cheese. Saking minimalisnya, scramble eggsnya hanya tebuat dari satu telur. Buat saya itu hanya mancing-mancing perut saya buat makan lebih banyak alias nggak mengenyangkan sama sekali. Orange juicenya juga bukan juice tapi sirup. Dan jangan bawel-bawel minta juice macam-macam karena yang ada hanya melon, semangka, nanas dan sirup jeruk tadi. Makanya biar enak, saya selalu minta mixed juice, mencampur semua buah tadi. Kadang-kadang enak kadang-kadang rasanya aneh. Makanya kalau anda lapar, saya sarankan untuk milih Indonesian breakfast saja. Ada nasi goreng atau mie goreng. Kadang-kadang ada soto. Kalau anda sedang berbulan madu dan ingin beromantis-romantis ria, ada satu tempat sarapan yang terpisah dari ruangan restoran berupa cottage kecil di atas kolam renang.
Suatu hari saya melihat ada pasangan turis muda jerman yang sepertinya baru saja menikah makan di tempat itu. Dengan kamera DLSR yang sekali lagi bikin saya ngiler becek, si cowok minta tolong ke waiter buat motretin mereka berdua. Argghh….pengen! jadinya, mata saya sering tertuju ke sana dengan pandangan ngarep dot com. Pas saya ajak teman saya, dia menolak mentah-mentah. Takut dianggap lagi bulan madu katanya. Hahaha…! Padahal kan ketika ada dua cewek yang sarapan di sana, saya tidak menganggap mereka sedang berbulan madu atau pacaran.
Waktu sarapan ini adalah waktu observasi yang paling menyenangkan buat saya di hotel ini. Saya suka banget memperhatikan. Dari pengamatan saya kebanyakan yang menginap di sini adalah turis-turis berwajah oriental. Kalau ada turis korea atau jepang, saya suka memasang telinga saya baik-baik. Sebagai orang yang agak suka drama korea dan jepang *ngerling ke Dewi and Winda*, catet, agak loh ya, saya suka mendengar dan mencoba menangkap pembicaraan mereka. Yang kasihan, mereka sering banget kesusahan berkomunikasi karena tidak bisa berbahasa Inggris. Saya pernah melihat mereka kebingungan memilih menu. Ketika makanan sudah di meja mereka, suami istri itu hanya saling pandang sambil tersenyum-senyum. Dari gelagatnya, apa yang dihidangkan tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam benak mereka.
Terlepas dari masalah breakfast, hotel ini sangat nyaman untuk ditinggali. Apalagi kalau anda errhhh….sedang berbulan madu. Pengunjungnya sepi. Pernah suatu hari saya mengitung tamu yang breakfast tidak sampai 10 orang. Karena sepi, silahkan menjajah fasilitas yang disediakan sepuasnya. Rate per malamnya Rp. 400.000 ribu untuk twin bed. Awalnya saya sudah bisa menawar ke harga Rp. 350.000,- tapi ketika ibu-ibu yang rupanya staff senior di situ datang, harga itu dibatalkan dan kembali ke harga Rp. 400.000'-
Aneka Hotel
Saya menginap di hotel ini hanya 1 hari. Jadi, saya tidak bisa mereview banyak. letaknya cukup representtif karena persis terletak di depan jalan pantai Kuta tidak perlu masuk jalan kecil. Konsepnya bungalow dengan cottage-cottage kecil beratap daun rumbia. Akan tetapi ada juga bangunan besarnya. Halamannya rimbun. Hotel ini hotel tua dan menurut saya tidak begitu berkesan. Apalagi saya bermasalah dengan breakfast pada hari pertama saya. Saya langsung ilfil karena saya diminta membayar untuk sarapan saya padahal kan jelas-jelas sarapan itu untuk dua orang. Ketika saya complain dan nunjukin breakfast coupon saya malah disuruh komplain ke resepsionis.
"Iya, tapi menurut resepsionis sarapannya untuk satu orang"
"lah, bagaimana bisa? itu kamar kan isinya dua orang!
"saya tidak tahu. Silahkan Mas ke resepsionis"
"loh, kok saya yang ke sana. Mbaknya dong! Atau gini aja, itu kan ada telepon, call aja resepsionisnya!
"silahkan mas telepon"
"Aduh mbak! Yang karyawan di sini siapa?
"saya"
"nah, karena mbak yang karyawan dan saya tamu, mbak nya telepon gih!
Hoho…. Hotel crew yang aneh. Akhirnya dia telepon juga dan nggak ada masalah sama resepsionis tentang breakfast saya. Hebatnya, si Mbak itu nggak pake minta maaf. Ilfil sama tragedy sarapan, kuta memutuskan untuk tidak memperpanjang tinggal di situ dan beruntung banget langsung menemukan hotel lain pagi itu juga.
Akan tetapi, kalau anda ingin hotel yang dekat dengan pantai, tempat ini sangat representative.
No comments:
Post a Comment
Whaddaya think?