Saturday, April 23, 2011

Padang 6# Saya dan Pisang alias Banana


Cihuyy…! Hari minggu neh. Asyik! Saya sudah berencana untuk jalan-jalan bareng Shine hari ini. Mau hunting-hunting. Mau icip-icip. Sebenarnya mau ngajak Mr. PJ. Tapi orang itu memang lagi tidak beruntung karena pada saat orang lain berlibur di hari minggu, dia malah asyik dengan dosen dan buku-buku kuliahnya. Soalnya dia hobi kuliah, kuliah dua sekaligus. Ejoy aja Mr. PJ, insya Allah hasilnya manis kok dudeJ


 

Mutar-mutar mengayun langkah menyusuri jalan kota, saya tidak menemukan objek menarik. Yang ada saya banyak melamun. Mana bisa ketemu objek menarik kalau melamun kayak gitu. Saya juga ngesot ke Pinngir pantai alias Taplau. Begitu saya sampai di sana, mendung menggantung. Mau shoot splashing wave, malas! Soalnya objeknya bukan saya:)


 

Akhirnya saya jalan pulang lagi naik angkot. Ketika berjalan menyusuri jalan di samping Toko Buku anggrek saya menemukan penjual Pisang Bakar. Wow, ini baru fantastis! Bukan, bukan buat difoto. Tapi buat saya makan. Saya suka semua yang berbau pisang, berasa pisang atau berbentuk pisang. Mulai dari pisang goreng, pisang rebus, pisang segar, sale pisang, banana pancake, pisang kayang (banana split), saya suka semua. Apalagi pisang bakar. Makanya ini penemuan yang fantastis, melebihi penemuan Dewi Persik oleh Kerajaan Cintrong!



 

Pisang bakarnya dibakar di atas pemanggangan di atas bara api dari kayu. Wanginya menyebar kemana-mana membuat saya tergoda untuk merogoh kantong. Ketika lidah saya bertemu dengan itu pisang, mata saya langsung merem melek keenakan. Nyummy banget! Kenyal-kenyal empuk! Pisangnya pisang kapok yang masih agak keras. Setelah dibakar di atas bara panas merah menyala tadi, dihantam (digeprok, apa sih namanya?) pake kayu bulat sampe gepeng. Dimakan dengan taburan parutan kelapa dan gula merah. Bisa pilih gula putih juga sih.




 

Sayangnya mereka nggak jualan pagi. Padahal ini kan bisa jadi pengganti lontong gulai yang memebuat saya mabok itu. Nggak apa-apalah bukan Banana Pancake. Pisang Bakar pun jadilah. Tapi memang budaya berbeda coy! Orang sini sukanya sarapan lontong, bukan pisang bakar. Padahal kan kalau dia jualan terus tiap pagi, pasti ada orang yang mau sarapan pisang bakar. Dan tentu saja saya akan jadi pelanggan setia.


No comments:

Post a Comment

Whaddaya think?